SEMARANG (SUARABARU.ID) – Ada pesan yang menarik dalam halalbihalal Keluarga Besar Yayasan Alumni Undip pada Selasa (10/5) lalu di gedung auditorium Ir Widjatmoko USM.
Ya, pesan tentang ketaqwaan. Pesan ketaqwaan yang disampaikan Prof H Abdurrahman Mas’ud PhD sangat membekas di hati para pimpinan dan dosen USM serta mahasiswa USM yang hadir dalam kegiatan tersebut.
Ciri-ciri manusia bertaqwa, menurut kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI adalah manusia yang mau menafkahkan atau memberi, seperti knowledge atau ilmu, uang atau waktu.
”Selain itu orang yang bertaqwa adalah orang yang bisa mengontrol kemarahannya dan mudah memaafkan. Tujuan puasa itu agar menjadi manusia yang lebih bertaqwa,” kata pria kelahiran Kudus, 16 April 1960.
Pada kesempatan itu pria yang memiliki hobi bermain bulu tangkis itu juga menyampaikan makna halalbihalal. ”Halahbihalal adalah budaya yang ada di Indonesia yang memiliki kearifan lokal yang unik dan tidak ada di negara lain,” ungkap dosen yang pernah mendapatkan beasiswa paling bergengsi Fulbright Amerika Serikat (AS) di AS selama empat kali.
Menurutnya, halalbihalal adalah cultural refreshment, enrichment, serta renewal yang mana semangat beragama di-recharge setelah Ramadan.
”Setelah Ramadan kita harus berusaha setahun penuh menjadi orang yang ramah tamah dan mudah memaafkan,” tutur peraih gelar professor pada tahun 2003 bidang keahlian Imu Sejarah Kebudayaan Islam (ISKI).
Dia berharap, tradisi halalbihalal di Indonesia dapat terus dilakukan, karena tradisi ini memiliki sifat saling memberi, mampu mengendalikan amarah dan saling memaafkan yang pada akhirnya membawa kedamaian bagi semuanya.
”Tradisi halalbihalal ini hanya ada di Indonesia, karena itu harus dijaga dan dilestarikan, karena mampu mempererat tali persaudaraan dan mempersatukan ummat,” tandas pria yang memiliki karya-karya ilmiah yang telah dipublikasikan di dalam dan luar negeri antara lain Pesantren and Radicalization terbit di Jakarta Post Tahun 2013 dan Religius Harmony, Problem, Practice, and Education di Berlin 2006.
VV/Muha