Oleh KH Yunus Anies Ridwan Al Badrie
KEBUMEN (SUARABARU.ID) – Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu.
Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,”(QS. Ar-Rum 30: Ayat 30)
Setelah berpuasa ( shaum) selama sebulan lamanya, menahan lapar dahaga, semoga bisa memahami hikmah. Bagi orang yang cerdas dan tawadhu’akan mampu memahami hikmah dari apa pun.
Sebagaimana Syekh ‘Athoilah dalam kitab Al Hikam mencotohkan, suruh mengambil hikmah walau pada seekor anjing, ternyata anjing itu (walau binatang najis) tetapi anjing itu adalah makhluk yang tidak pernah berhianat kepada tuan nya, walau diberi makanan sisa.
Shaum, yang oleh para wali dahulu di jawani dengan puasa dari kata Upa Wasa yang artinya mendekat kepada Hyang Kuasa. Hikmahnya kita siap mendekat kan diri kepada penguasa alam, walau harus menjalankan sesuatu yang kita tidak menyukainya. Apalagi makan minum itu adalah sesuatu yang kita sangat menyukainya. Buktinya, bisnis yang sukses adalah dengan berjualan makanan atau kuliner.
Kalau kita sudah siap mendekatkan diri dengan melakukan yang kita tidak suka, maka kita bisa menjadi manusia yang siap berbuat baik kepada siapa pun karena mengharap ridho Yang Maha Kuasa.
Hari Raya Idul Fitri 1443 H telah tiba. Itu artinya kita kembali ifthor atau berbuka, tetapi apakah cuma begitu ?
Marilah kita gali hikmah yang lebih dalam sehingga kita bisa menjadi pribadi yang kembali kepada fitrah, yaitu pribadi yang aslinya manusia tercipta, yaitu menjadi hamba Allah, yang tidak menghamba kepada harta, jabatan dan lain sebagainya.
Setelah terampuni oleh yang maha Mengampuni maka, saya pun mohon maaf kepada sesama insan, semoga rekan handai taulan memaafkan semua kesalahan saya.
Wallahu ‘Alam bish showab.
KH Yunus Anies Ridwan Al Badrie, Pengasuh Pondok Pesantren Daaruth Thoyyibah Karanganyar Kebumen