blank
Para petani tebu sedang memanen untuk kemudian dilakukan proses lanjutan. Foto: dok/ist

SEMARANG (SUARABARU.ID)- Mantan Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Jawa Tengah, Sukadi Wibisono di Sragen menyatakan, mendukung langkah pemerintah untuk mengimpor raw sugar (gula mentah), sebanyak 381 ribu ton. Hal itu harus dilakukan, karena pasokan gula dari pabrik lokal semakin menipis.

”Oleh karena itu, saya mengimbau agar para petani tebu di Jateng mensikapinya secara dewasa. Mari kita berpikir jauh ke depan. Teman-teman petani tidak perlu resah dan jangan galau,” kata mantan Ketua APTRI Jateng, Sukadi Wibisono dalam keterangan tertulisnya belum lama ini.

Menurut dia, hal itu juga agar Indonesia memiliki posisi tawar di pasar global. Para petani tebu hendaknya juga ketat dan disiplin dalam menata manajemen.

BACA JUGA: Usai Kecelakaan, Bertahun-tahun Mantan Prajurit Kodim Kudus ini Hanya Terbaring di Tempat Tidur

blank
Sukadi Wibisono. Foto: dok/ist

”Kita tengok kilas balik sedikit. Di sekitar tahun 2008, di Jateng ada pabrik gula yang menerapkan manajemen tebang angkut secara ketat dan benar. Sehingga rendemen yang diperoleh bisa tinggi dan berkelanjutan. Dari situlah, kesejahteraan petani ikut terdongkrak, sehingga tidak takut dengan persaingan pasar,” paparnya.

Agar kejayaan di tahun 2008 bisa kembali diraih, Sukadi meminta agar penerapan manajemen tebang angkut secara baik dan benar, bisa dihidupkan kembali. Apalagi hal ini untuk menyongsong musim giling tahun ini.

”Yang disetor ke pabrik gula adalah tebu yang bersih dari pucuk, bersih dari bung atau bonggol, dan bersih dari rapak (daun kering-red). Jika hal ini dilakukan, tak ada yang mustahil, kita siap berkompetisi dengan produk-produk impor,” tambahnya.

Sukadi juga mewanti-wanti, agar para petani tebu mulai menyiapkan diri masuk ke sistem digital. ”Dengan teknologi digital, maka tebu yang ditawarkan petani akan mudah diakses calon pembeli, karena bisa langsung diketahui kelebihan dan kekurangannya,” tukas dia.

Riyan