Pernah pula menjadi Sekretaris Komisi Pengembangan Sumber Daya Manusia, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Pengurus Daerah Jawa Tengah, Semarang pada tahun 2001-2006. Sekali lagi sebagai santri pondok, Hasyim juga banyak terlibat di organisasi yang berkaitan dengan Nadhalatul Ulama.
Di pernah tercatat sebagai Kepala Satuan Koordinasi Wilayah (Satkorwil) Banser Jawa Tengah, Semarang (2014-2018), Ketua Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Bidang Demokrasi dan Pemilu, Jakarta (2012-2017), Wakil Ketua Pengurus Wilayah Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jawa Tengah (2010-2014), Anggota Lajnah Bahtsul Masa’il Diniyyah, Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah, Semarang (2000-2003).
Hasyim memang sudah aktif berorganisasi sejak remaja. Dari menjadi Ketua OSIS semasa SMP dan SMA, kemudian Ketua IPNU, sampai ke organisasi besar dan penting lainnya sampai saat ini. Anggota Paskibraka Jawa Tengah 1989 juga masih tercatat sebagai Pemimpin Redaksi, Buletin CëRMINews, Central Riset dan Manajemen Informasi (CëRMIN), Kudus dan anggota redaktur Jurnal Konstitusi, kerja sama Mahkamah Konstitusi dan Pusat Kajian Konstitusi, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro, Semarang sampai sekarang.
Saat menjalaniuji kelayakan dan kepatutan di DPR, Hasyim mendapat pertanyaan dari anggota DPR mengenai banyaknya korban meninggal petugas KPPS pada pemilu 2019. Hasyim diminta menguraikan bagaimana agar hal semacam itu tidak terjadi lagi.
Hasyim pun menyampaikkan, penyebab kematian para petugas KPPS yaitu karena jam kerja yang lebih dari delapan jam. “Mereka juga mendapatkan beban kerja dan tekanan yang berat. Di sisi lain upah mereka begitu kecil. Selama ini anggota KPPS honornya Rp 500 ribu dengan durasi kerja yang begitu panjang melampaui delapan jam dan beban kerja dan tekanan-tekanan,” kata Hasyim dalam uji kelayakan di Gedung DPR, Senayan, Februari lalu.
Maka Hasyim pun berharap usulannya disetujui, untuk tambahan honor anggota KPPS supaya lebih bersemangat.
Kelelahan para petugas KPPS itu, menurut Hasyim, beberapa hari sebelum pemungutan suara juga sudah bekerja. Mereka kelelahan untuk menyiapkan segala kebutuhan guna pelaksanaan pemungutan suara.
Dan, petugas KPPS yang meninggal dunia umumnya karena mengidap penyakit seperti tekanan darah tinggi (hipertensi) dan diabetes.