KENDAL(SUARABARU.ID)-Satuan Polisi Pamong Praja(Satpol PP) Kabupaten Kendal, melakukan penertiban terhadap para pedagang yang nekat berjualan di depan Pasar Weleri yang terbakar beberapa tahun silam, Selasa(05/04/2022).
Kepala Satpol PP Kabupaten Kendal, Subarso, mengatakan, para pedagang yang nekat berjualan di sepanjang jalan raya Pasar Weleri ini, sudah sejak Minggu tanggal 03 April 2022, atau awal puasa Ramadan 1443 H.
“Mereka yang berjualan di sini, adalah pedagang yang direlokasi di pasar darurat Terminal Bahurekso Jenarsari,”kata Kepala Satpol PP Kabupaten Kendal, Subarso.
Sebetulnya, menurut Subarso, mereka itu sudah dikategorikan melanggar ketentuan, selain sudah mengganggu para pengguna jalan, juga mambahayakan mereka sendiri karena berjualan di bawah bangunan yang sudah rapuh.
“Harusnya, mereka akan kami halau untuk pergi. Tapi kami berikan kesempatan untuk memindahkan barang dagangannya sendiri hingga pukul 15.00,”ujar Subarso.
Salah satu pedagang, Suparmi(54) mengatakan, dirinya sudah tiga bulan berjualan di pasar relokasi Terminal Bahurekso Jenarsari. Selama berjualan di sana, dagangannya sering tidak laku, sehingga tidak mendapatkan penghasilan.
“Saya tidak mau jika jualan lagi di pasar relokasi. Karena di sana barang dagangan saya tidak laku. Selain itu, kalau cari makan juga susah, sebab jarang orang yang masuk ke dalam pasar,”ucapnya.
Sementara itu, Ketua Aliansi Pedagang Pasar Weleri, Ahmad Zamyuri mengaku gemas, melihat kondisi Pemerintah Kabupaten Kendal saat ini.
“Karena, kami diibaratkan kelinci percobaan selama di pasar relokasi dengan berbagai program- program yang gagal. Terlebih, di pasar relokasi memang tidak layak untuk dijadikan tempat berjualan, jadi kami bingung,”papar Ahmad Zamyuri.
Ahmad Zamyuri mengaku, pemerintah daerah terus meminta para pedagang tetap berjualan di pasar relokasi, padahal para pedagang barang dagangannya tidak laku.
“Kami di pasar relokasi berjualan dan tidak sekedar tengok- tengok atau bersantai saja. Tapi kami mencari nafkah agar mendapat penghasilan untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga. Kalau lama- lama berjualan di pasar relokasi, kami lambat laun akan bangkrut alias gulung tikar,”beber Zamyuri.
Zamyuri menambahkan, dua setengah hari berjualan di depan pasar Weleri, banyak pedagang yang mengaku senang, karena dagangannya laku dan habis, bahkan banyak kehabisan stok.
“Mereka banyak yang mengaku terharu, sebab belum ada setengah hari dagangannya sudah habis jauh dibanding dengan berjualan di pasar relokasi yang kondisinya sepi,”pungkasnya.Spw