Agus menuturkan, berkat dukungan anggota DPRD Kabupaten Temanggung Daniel Indro Hartoko, yang juga menjabat Wakil Ketua DPRD, akses jalan menuju kompleks pemakaman sudah dibeton. Daniel Indro Hartoko juga hadir dalam acara ini.
“Terima kasih kepada Pak Dani yang sudah berkenan mendukung pembangunan jalan ini pada tahun 2020 lalu. Dan, tahun mendatang kiranya bisa dilakukan penyempurnaan dengan dukungan dari Pemkab Temanggung melalui Pak Dani untuk pembangunan tempat parkir dan gapura makam,” kata Agus Sarwono.
Sejarah Makam
Pemakaman Suroyolo atau Sepujud ini memang merupakan makam kuno. Sudah ada sejak abad ke-19 atau tahun 1800-an. Bentuk makamnya juga unik, berupa kayu jati yang dibentuk sedemikian rupa. Usianya sudah ratusan tahun dan kayu itu masih kokoh.
“Leluhur yang dimakamkan di sini, pada masa lalu adalah prajurit Pangeran Diponegoro. Kalau perang Diponegoro berakhir tahun 1830, berarti makam ini sudah ada sejak tahun 1800-an,” kata Agus Sarwono.
Sesepuh trah Diporedjan, R. Ananto Kusumo, yang leluhurnya dimakamkan di tempat tersebut pun menyampaikan, para leluhurnya Eyang Wongsomenggolo yang menurunkan Eyang Wongsotaruno hingga sampai ke Eyang Diporedjo, kakeknya, adalah keturunan Kanjeng Susuhunan Mangkurat Jawi atau Amangkurat IV.
Raja Mataram Amangkurat IV inilah yang kemudian menurunkan Sri Sultan Hamengku Buwono I. Kemudian Ananto Kusumo pun menguraikan silsilah tersebut, berkaitan dengan makam-makam kuno yang ada di kompleks tersebut.
Ditunjukkan pula layang kekancingan (surat keterangan) dari Tepas Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat dengan huruf Jawa yang menyebutkan silsilah tersebut.
Sedangkan Kusnindaryanto menguraikan para pepundhen (tokoh-tokoh pendahulu yang dihormati) di antaranya Kiai Honggopotro ata Ki Pujud, yang menjadi cikal-bakal Desa Soropadan.
Itu sebabnya makam ini diberi nama Makam Sepujud. Begitu juga tokoh-tokoh lain, yang kemudian menurunkan warga Soropadan saat ini.
Para pepundhen itulah yang berhasil membangun irigasi dari aliran Sungai Elo melintasi Desa Soropadan sampai Senobayan di wilayah Secang, Kabupaten Magelang. Irigasi yang masih ada sampai saat ini itulah, yang kemudian mengairi sawah di wilayah Soropadan dan sekitarnya.