Tetapi ada yang unik, seperti disampaikan Kusnindaryanto, tokoh masyarakat yang juga mantan Kades Soropadan. “Pemakaman Suroloyo ini ada di Dusun Gunungkekep, Desa Kupen, Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung. Tetapi yang nyadran di sini warga Desa Soropadan Kecamatan Pringsurat,” kata Kusnindaryanto.
Dia pun menuturkan sejarahnya, bahwa pada masa lalu, Gunungkekep belum ada sumber air. Untuk memenuhi kebutuhan airnya harus ngangsu (mengambil air) di blumbang gedhe (kolam besar) Dusun Bansari, Soropadan. Jadi secara tradisi, blumbang gedhe itu haknya warga Gunungkekep, Desa Kupen. Kemudian gantinya, warga Soropadan menggunakan lahan Sepujud ini untuk pemakaman warga Soropadan.
Sekarang sudah berbeda. Gunungkekep sudah berlimpah air karena sudah ada aliran pipa PDAM. Dan, kisah itu merupakan bagian sejarah. “Tetapi saya berharap nyadran tahun depan kita mengundang Kepala Desa Kupen dan perangkatnya untuk bisa hadir dalam acara ini. Karena ini wilayah Desa Kupen,” kata Kusnindar.
Dan, Kades Soropadan Iskandar pun mendukungnya, dan berharap tahun depan panitia mengundang Kades Kupen dan perangkat desanya untuk hadir di acara ini.
Dua Tahun Absen karena Pandemi
Sesepuh Desa Soropadan Agus Sarwono dalam kesempatan ini menyatakan bersyukur, karena bisa kebali mengadakan kegiatan nyadran di Makam Suroloyo, Sepujud ini.
“Dua tahun tak menyelenggarakan nyadran di sini karena pandemi. Syukurlah sekarang sudah bisa melakukan, meskipun masih harus dengan protokol kesehatan,” kata Agus yang juga Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Temanggung ini.