WONOSOBO (SUARABARU.ID)-Kegiatan Kuliah Pengabdian Masyarakat Tematik Berbasis Riset (KPM TbR) ke-43 tahun 2022 Unsiq Jateng di Wonosobo di Desa Kaliwuluh Kecamatan Kepil Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah, berusaha untuk ikut menanggulagi kemiskinan ekatrem yang dialami masyarakat setempat.
Kepala Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) Unsiq Dr Ahmad Khoiri SPd MPd, Rabu (20/3/2022) mengatakan program KPM TbR bersifat tematik dan berbasis riset. Difokuskan untuk supporting ketahanan pangan, stunting dan kemiskinan ekstrim masyarakat di era new normal.
“Tujuan dari KPM TbR diharapkan membantu program pengentasan kemiskinan ekstrim yang tersebar di daerah kecamatan, yakni di Kejajar, Mojotengah, Kertek, Sapuran dan Kepil. Juga ada verifikasi data kemiskinan, stunting, RTLH, anak putus sekolah dan potensi UMKM,” sebutnya.
Ketua Kelompok 67 KPM TbR Unsiq di Desa Kaliwuluh yang juga mahasiswa Tehnik Informatika Slamet Utamakno mengatakan
kegiatan KPM mengusung tema pengentasan dan penanggulangan kemiskinan ekstrim yang terjadi di masyarakat setempat.
“Program yang dijalankan yakni pelatihan pengolahan hasil pertanian berupa pembuatan gethuk khas Wonosobo berbahan dasar singkong. Packaging dan pemasaran produk kuliner melalui online maupun offline agar mereka dapat mengembangkan ekonomi kreatif,” katanya.
Progam Jambanisasi
Selain ikut mengatasi kemiskinan ekstrem, mahasiswa KPM Unsiq di Desa Kaliwuluh juga melakukan kegiatan terkait kesehatan lingkungan untuk memutus mata rantai kasus stunting atau gizi buruk. Sebab, rendahnya derajat kesehatan lingkungan, menjadi salah satu penyebab kasus stunting di masyarakat.
“Program yang digenjot adalah pengadaan jambanisasi bagi warga guna meningkatkan kesadaran adanya dampak negatif dari buang air besar sembarangan. Apalagi sebagian besar warga di Desa Kaliwuluh belum memiliki jamban sehat yang dibuat secara permanen,” paparnya.
Menurutnya, secara kontruksi pembuangan jamban lubang tanah memiliki 3 bagian utama. Bangunan bagian atas (rumah jamban) terdiri dari atap, rangka dan dinding. Bangunan bagian tengah (slab/dudukan jamban) pada kondisi jamban berbentuk bowl (leher angsa) fungsi penutup digantikan oleh keberadaan air yang secara otomatis tertinggal di dalamnya.
“Dudukan jamban dibuat dengan mempertimbangkan faktor keamanan. Bangunan dapat menghindarkan dari kemungkinan timbulnya bau. Mudah dibersihkan dan tersedia ventilasi udara yang cukup. Bangunan bagian bawah (penampung tinja) memiliki ketinggian kurang lebih dua meter dan berdiameter satu meter,” jelasnya.
Pembangunan jamban keluarga merupakan bangunan yang digunakan untuk membuang tinja bagi suatu keluarga yang lazim disebut kakus/WC. Tujuanya untuk menjaga higienitas lingkungan yang lebih sehat, bersih, nyaman, keselamatan terjaga dan dapat mencegah timbulnya berbagai penularan penyakit.
Kegiatan Keagamaan
Adapun kegiatan keagamaan yang digelar, kata Slamet, meliputi
pembacaan kitab barzanji sudah menjadi tradisi di kalangan warga NU. Pembacaan kitab barzanji atau berjanjen dilakukan setiap malam Senin, Kamis dan malam Minggu secara bergilir di rumah-rumah warga.
“Pembacaan Kitab Al-Barzanji adalah kegiatan keagamaan yang berkaitan dengan pemeliharaan dan mengembangkan fitrah menuju manusia yang terbentuk seutuhnya,” tandas dia.
Kitab Al-Barzanji, sambung Slamet, berisi pujian kepada Rasulullah SAW, merupakan tradisi yang perlu didirong dan dilestarikan umatnya agar senantiasa patuh pada Allah SWT dan Rasul-Nya.
“Keutamaan pembacaan berjanjen di antaranya dengan banyak membaca shalawat, pembacanya mendapatkan syafa’at pada hari kiamat kelak. Diangkat derajatnya, dan dihapus dosa-dosa kejahatan serta kesalahannya,” ujar dia.
Selain itu, tuturnya, juga dapat menjauhkan pembacanya dari kerugian dan penyesalan. Dimasukkan ke dalam golongan orang-orang shaleh. Memperoleh pahala seperti memerdekakan budak. Mendapat limpahan rahmat dan kebaikan dari Allah SWT. Ada pengakuan kesempurnaan iman.
Muharno Zarka