KUDUS (SUARABARU.ID) – RSUD dr Loekmono Hadi Kudus kembali meluncurkan proyek pembangunan gedung Instalasi Bedah Sentral (IBS) senilai sekitar Rp 60 miliar.
Proyek gedung IBS RSUD Kudus sempat gagal dilaksanakan tahun lalu setelah proses lelang proyek tersebut dibatalkan akibat adanya dugaan peretasan sistem lelang elektronik.
Direktur RSUD Kudus, dr Aziz Achyar mengatakan proyek IBS memang dianggarkan tahun ini. Jumlah anggarannya mencapai Rp 60 miliar, meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun yang hanya Rp 29 miliar.
“Tahun 2022 memang kami anggarkan lagi. Jumlah anggarannya juga naik dari Rp 30 miliar di tahun 2021 menjadi Rp 60 miliar di tahun 2022,”kata Direktur RSUD dr Loekmono Hadi Kudus, dr Aziz Achyar, Senin (28/3).
Aziz mengatakan, saat ini proses pelaksanaan proyek sudah dimulai dengan telah dilelangnya pembuatan Manajemen Konstruksi yang anggarannya Rp1,5 miliar.
“Lelang MK sudah dilakukan. Setelah MK selesai disusun, baru proses lelang pengerjaan proyek akan dilakukan. Kami berharap sekitar bulan keenam mendatang, untuk pengerjaan fisik sudah bisa dilaksanakan,”kata Azis.
Aziz berharap proses pembangunan gedung IBS RSUD Kudus bisa berjalan lancar. Jangan sampai permasalahan yang terjadi tahun lalu terulang lagi,”katanya.
Baca juga: Lelang Proyek IBS Rp 29 M Batal, Server ULP Kudus Dibobol Hacker?
Terpisah, sorotan disampaikan Ketua LSM Bimantara Didik HS atas pelaksanaan proyek IBS tahun ini. Salah satunya adalah keputusan RSUD Kudus yang membuat lagi Manajemen Konstruksi yang baru.
“Tahun lali Manajemen Konstruksi sudah dibuat dan menghabiskan anggaran sekitar Rp 1 miliar. Tahun ini kenapa harus membuat lagi,”katanya.
Didik mengatakan, kondisi tersebut merupakan bentuk pemborosan anggaran. Sebab, semestinya MK tahun lalu bisa digunakan sehingga anggaran yang ada bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan lainnya.
Selain itu, Didik juga menyoroti jadwal pelaksanaan proyek fisik yang direncanakan baru akan dilakukan pada bulan keenam mendatang. Dengan sisa waktu yang ada, Didik pesimistis gedung IBS senilai Rp 60 miliar tersebut bisa selesai tepat waktu dengan kualitas yang bagus.
“Belum lagi jika proses lelangnya bermasalah lagi seperti tahun lalu. Semestinya, lelang proyek fisik bisa dilakukan lebih awal,”paparnya.
Tm-Ab