blank
Kapolres AKBP Dydit Dwi Susanto dan Ketua Bhayangkari Wonogiri Ny Nadia Dydit (kedua dan kesatu dari kiri), memprakarsai pembuatan Coconut Oil.

WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Untuk mengantisipasi gonjang-ganjing kelangkaan minyak goreng (Migor), Kapolres Wonogiri AKBP Dydit Dwi Susanto, tampil memprakarsai pembuatan minyak kelapa (Coconut Oil).

Praktik pembuatannya digelar di hall Mapolres Wonogiri, memakai cara tradisional sebagaimana dulu lazim dilakukan nenek moyang. Yakni dengan cara sederhana, menerapkan teknik tepat guna yang mudah dilakukan.

Pembuatan Coconut Oil ini, menjadi yang pertamakalinya dilakukan oleh Mapolres Wonogiri. Melibatkan para anggota Bhayangkari pimpinan Ketua Bhayangkari Wonogiri, Ny Nadia Dydit, dibantu sejumlah personel Bhayangkara termasuk Polwan.

Kasubsi Penmas Humas Polres Wonogiri, Aiptu Iwan Sumarsono, Senin (21/3), menyatakan, praktiknya diawali membuat santan dan kemudian dimasak di wajan menggunakan api tungku dapur berbahan kayu bakar.

Prosesnya diaduk pelan-pelan, sampai menjadi Coconut Oil, dan mendapatkan limbah blondo (ampas) beraroma harum yang enak dibuat sambal, atau untuk pelengkap makan jadah ketan.

Bahan Kelapa

Praktik perdana pembuatan Coconut Oil menggunakan bahan kelapa sebanyak 780 butir. Hasilnya, mendapatkan ratusan botol minyak kelapa yang dikemas pada botol masing-masing berukuran 330 ML.

blank
Hasil Coconut Oil buatan Polres Wonogiri, dibagi-bagikan kepada warga tidak mampu, para tukang parkir dan Gojek serta Pedagang Kaki Lima (PKL).

Melalui pelatihan pembuatan Coconut Oil ini, diharapkan dapat membekali para anggota kepolisian dan Bhayangkari, mampu mandiri agar tidak bergantung pada komoditas Migor pabrikan.

Hasil praktik pembuatan Coconut Oil itu, kemudian dibagikan kepada warga tidak mampu, para pedagang Kaki Lima (PKL), tukang parkir dan personel Gojek. Harapannya, itu dapat dipakai sebagai alternatif saat mereka sulit membeli Migor karena langka dan mahal harganya.

Sebagaimana diberitakan, belakangan ini muncul problem baru dalam gonjang-ganjing kelangkaan Migor jenis curah. Ini, menyusul setelah komoditas Migor kemasan dicabut subsidinya dan penjualannya memakai harga mekanisme pasar. Dampaknya, harga Migor kemasan kini menjadi mahal, per liter Rp 24 ribu, dan tak terjangkau kantong wong cilik.

Bambang Pur