TAK terduga, satu hari penulis menerima paket dari kerabat yang ada di negara Qatar satu bungkusan cukup berat. Ternyata buku tebal terdiri 371 halaman, belum termasuk cover. Sampul kombinasi warna merah tua dan kuning kunyit berjudul Mutiara Inspirasi dari Qatar, oleh KBRI Doha dan PERMICA . (Persatuan Masyarakat Indonesia di Qatar) dicetak timbul, cantik.
Buku yang diterbitkan oleh Buku Republika, Juli 2021, berisi tentang pengalaman para diaspora yang bekerja di Qatar, yang menurut penulis sangat sukses, dan “mengajak” warga Indoneia juga bekerja di sana, mengejar kesuksesan dan mengharumkan nama Indonesia.
Buku diterbitkan oleh Buku Republika, Kav Polri Blok I No 65 Jagakarsa Jakarta ditulis oleh KBRI Doha dan PERMICA terdiri dari 13 Bab, selain sambutan Duta Besar Indonesia untuk Negara Qatar, sambutan Menaker RI, Menlu RI, sepatah kata dari PERMICA.
Ada juga gambaran perkembangan masyarakat Indonesia di Qatar, Sekilas Pekerja Migran Indonesia.
Sementara sejumlah Bab merupakan kisah, pengalaman, mengapa ke Qatar tiap personel pengisi buku ini. Ada yang membahas tentang keagaman, sesepuh, pendidikan, entrepreneur, hotel, restoran dan kuliner, olah raga, budaya, bahasa dan media, penulis, blogger, youtuber, pertanian, peternakan, profesional Migas, Administrasi/ Ekonomi/ Keuangan, Aviation, Alumni Qatar
Bahwasanya diplomasi tidak hanya menjadi tanggung jawab para diplomat yang ditugaskan pemerintah di suatu negara, tetapi juga merupakan kewajiban setiap warga negara ketika berada di luar negeri. Kisah para pekerja migran Indonesia dan keluarganya yang tersaji di buku ini telah ikut mengukir indah nama Indonesia di Qatar.
Profesional
Pekerja migran Indonesia di Qatar merupakan profesional datang untuk mengisi berbagai macam profesi yang diperlukan, dan menetap di sana bersama anggota keluarga. Banyak yang sudah menetap puluhan tahun bahkan sampai pada generasi ketiga. Buku ini membuka jalan ke sana dan apa saja yang menjadi tantangan setelah menetap.
Dikisahkan oleh Syarif Achmad, alumnus Program Studi Ilmu Komputer UGM , berangkat ke Qatar tahun 2007 beberapa tahun setelah menikah dengan Rediana rekan kuliah.
“Awalnya saya kerja di Elnusa, anak perusahaan pertamina selama 2 tahun. Lalu saya pindah ke IBM yang lebih sesuai dengan latar belakang pendidikan saya. Di IBM 7 tahun, lalu pindah ke Qatar sampai sekarang.”
Ia mendapat informasi dari teman yang di Saudi, bahwa di Timur Tengah sedang diperlukan banyak orang. “Terus saya coba melamar ke beberapa perusahaan, kebetulan yang cocok yang di Qatar, perusahaan sektor energy,”
Ayip, panggilan akrab Syarif, sengaja penulis kontak melalui WA . Pengirim buku ini hampir 4 tahun tidak bisa pulang karena Pandemi. Sebelumnya setiap tahun bisa ke tanah air bertemu dengan orang tua dan keluarga besarnya di Jakarta, Bogor, Solo dibiayai oleh kantor.
Tiga anaknya, kuliah di jurusan computer science Technical University of Eindhoven, dan jurusan Econometrics, Erasmus University Rotterdam, sama-sama di Netherlands. Yang bungsu di masih kelas 6 sekolah di Qatar International School di Qatar
Sementara istrinya yang tidak bekerja kantor, selain mengurus rumah tangga sesekali menerima pesanan masakan Indonesia untuk masyarakat di sekitar tempat tinggalnya.“
“Di Qatar Alhamdulillah semua ditanggung, dari kesehatan, pendidikan anak di sekolah internasional sampai SMA, dan tiket pulang ke tanah air setahun sekali,” katanya.
PERMIQA
Persatuan Masyarakat Indonesia di Qatar (PERMIQA) berdiri 18 Agustus tahun 2001 merupakan payung organisasi masyarakat sekaligus wadah koordinasi dan sarana berkegiatan bagi warga Indonesia di Qatar yang jumlahnya sekitar 30 ribu (hal Xvi), kata Prihandoko Saputra ketua PERMIQA IX dan wakil ketua Satgas Penanganan Covid -19 WNI di Qatar .
Buku Mutiara Inspirasi dari Qatar ini diharapkan menjadi motivasi dan inspirasi bagi warga atau anak cucu kelak, baik yang tinggal di Qatar, di Indonesi maupun di belahan bumi lainnya. Kata Ahmad Syarnubi, dalam “Sepatah Kata” ketua PERMIQA. (hal Xiii)
Dua Kali Pulau Bali
Luas negara Qatar sekitar 2 kali Pulau Bali dengan jumlah penduduk sekitar 2,8 juta jiwa (2020) dan penduduk asli hanya sekitar 350 ribu jiwa. Sebagian besar tanahnya padang pasir.
Sebuah sejarah, ketika tanggal 2 Desember 2010 di Zurich diumumkan pemenang penyelenggara Piala Dunia 2022 adalah Qatar, mengalahkan Australia, Korea, Jepang dan Amerika Serikat.
Dalam waktu hanya 12 tahun harus menyiapkan 8 stadion kelas dunia beserta infrastruktur, jalan, transportasi, hotel, dan semua sarana pendukungnya. Stadium dengan kapasitas 40.000 – 80.000 lengkap dengan pendingin udara yang menjaga suhu lapangan 21 º C.
Jaringan kereta api tanpa masinis ( (metro rail – MR) bisa dinikmati tahun 2019. Kereta ini menghubungkan semua lokasi pertandingan, sehingga dalam sehari masyarakat bisa menonton melalui jalan darat.
Hidup di Qatar memang aman dan nyaman.Namun harus tetap waspada memantau situasi Timur Tengah dan sekitarnya yang sering terjadi konflik ( xx). Seperti halnya perang di Irak, Palestina, Yaman, Lybia dan Suriah. Tahun 2013 dibentuk Tim Tanggap Darurat – TTD, perwakilan masing-masing kota dan KBRI sebagai komandan.
Tim bertugas antara lain pendataan warga dan tetangga sekitar sesama WNI, membuat jalur komunikasi setiap perkembangan agar wara tidak panik jika mengalami kondisi kurang kondusif, termasuk mengkounter rumor yang tidak kondusif.
(Humaini As)