blank
Sekda Wonosobo One Andang Wardoyo. Foto : SB/dok

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Sudah beberapa bulan terakhir masyarakat, termasuk di Wonosobo, banyak yang mengeluhkan dengan melonjaknya harga minyak goreng di pasaran.

Walaupun pemerintah telah menetapkan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng kemasan sederhana sebesar Rp 11.000 per liter. Namun masih banyak ditemukan minyak dijual dengan harga Rp 18.000 per liter dan barangnya sulit didapatkan.

Naiknya harga tak hanya terjadi pada minyak goreng kemasan, tapi juga pada minyak goreng curah. Para pembeli pun dibuat kebingungan. Sebab, ketika mau membeli minyak goreng di warung eceran maupun toko modern, tidak ada barangnya.

Baca Juga: 8 Rumah di Sambek Wonosobo Terancam Longsor, Ini Sebabnya

Kenaikan harga ini sebagai konsekuensi dari pasar internasional yang berkaitan erat dengan harga crude palm oil (CPO) atau minyak kelapa sawit yang melonjak selama beberapa waktu ke belakang.

Selain itu, adanya penurunan bahan baku dari dalam negeri yang diprediksi hanya mencapai 47 juta ton dari target 49 ton. Terlebih, harga produsen minyak goreng Indonesia masih bergantung pada harga CPO dunia, di mana saat ini seluruh harga CPO global melonjak.

Terkait harga minyak goreng ini, Sekretaris Daerah Wonosobo One Andang Wardoyo, Sabtu (18/2/2022), menjelaskan, Pemkab Wonosobo sebagaimana arahan Bupati mengambil beberapa langkah terkait lonjakan harga dan kelangkaan minyak goreng di pasaran.

Baca Juga: PDGI Wonosobo Ajak Masyarakat Peduli Kesehatan Mulut dan Gigi

Operasi Pasar

blank
Sebuah mobil tangki akan menurunkan minyak goreng curah untuk memenuhi kebutuhan di Wonosobo. Foto : SB/dok

“Diawali dengan melakukan monitoring dan evaluasi melalui pantauan lapangan oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Sehingga diketahui secara pasti tentang kebutuhan dan persediaan minyak goreng di pasaran,” ujarnya.

Selanjutnya melaporkan temuan di lapangan dengan berkirim surat kepada Kementerian Perdagangan RI yang isinya permohonan dukungan ketersediaan bahan pokok masyarakat dengan harga terjangkau dan mengkaji kembali kebijakan dan mekanisme perdagangan minyak goreng sawit di dalam negeri.

Selain berkirim ke Kementerian Perdagangan, ungkap Andang, Pemkab Wonosobojuga berkirim surat ke Dinas Perdagangan Provinsi Jawa Tengah untuk menyegerakan realisasi operasi pasar minyak goreng di Wonosobo.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Naik, Wonosobo Terapkan PPKM Level 3

“Alhamdulillah, dari surat yang dilayangkan ke Dinas Perdagangan Provinsi Jawa Tengah, sudah mendapat respon positif, minggu depan akan diadakan operasi minyak goreng yang akan dibagikan langsung ke konsumen seperti UMKM dan pedagang gorengan, makanan dan lainnya,” katanya.

Selain itu, disampaikan Jumat (17/2/2022) kemarin sebanyak 200 drum minyak goreng curah atau sekitar 18.000 liter telah dikirim oleh distributor ke Wonosobo guna dibagikan kepada agen minyak goreng yang selanjutnya dijual ke masyarakat dengan harga yang sudah ditetapkan pemerintah.

“Saya menghimbau kepada masyarajat Wonosobo untuk bersabar dan tidak terlalu panik berlebihan sehingga melakukan pembelian secara berlebih atau yang biasanya dikenal dengan istilah panic buying,” tegasnya.

Muharno Zarka