PERAYAAN tahun baru Imlek pasti erat kaitannya dengan perayaan Cap Go Meh. Secara harafiah, Cap Go Meh diartikan hari ke-15 perayaan Imlek. Jika dipenggal per kata, ‘Cap’ memiliki arti sepuluh, ‘Go’ adalah lima, dan ‘Meh’ adalah malam.
Pada hari ke-15 perayaan Imlek, warga etnis Tionghoa akan kembali berkumpul bersama keluarga untuk merayakan Cap Go Meh yang merupakan hari penutupan Imlek.
Ada beberapa fakta unik tentang Cap Go Meh yang bisa diketahui. Berikut fakta uniknya.
Cap Go Meh merupakan penanda berakhirnya Imlek. Warga etnis Tionghoa memiliki kepercayaan bahwa masing-masing hari sebelum perayaan Cap Go Meh mempunyai makna tersendiri.
Hari pertama merupakan hari terpenting, hari ini dijadikan oleh warga etnis Tionghoa untuk berkumpul bersama keluarga besar, makan bersama, serta membagikan angpao.
Pada hari ke-5, ada festival Po Wu. Festival ini merupakan hari ulang tahun Dewa Keberuntungan. Saat festival, kebanyakan orang akan mengadakan jamuan yang besar serta menyalakan petasan.
Tak lupa mereka membuka pintu dan jendela yang mengisyaratkan mereka menyambut dewa agar mendapatkan kebaikan dan keberuntungan di masa depan.
Baca juga Lontong Cap Go Meh, Akulturasi Budaya Tiong Hoa – Jawa
Hari ke-9, menjadi momen untuk merayakan ulang tahun Kaisar Giok atau Yu Huang Da Di. Dia merupakan sosok penting yang menjadi penguasa surga dan semua alam di bawahnya.
Pada hari ke-15, puncak berakhirnya Imlek. Perayaan Cap Go Meh yang dirayakan 15 hari setelah Imlek. Umumnya perayaan ini dimeriahkan dengan festival lampion.
Dalam 15 hari merayakan Imlek, orang Tionghoa dilarang melakukan hal-hal yang dianggap tabu. Misalnya menangis, makan bubur, dan sebagainya.