blank
Kades Bandongan menyerahkan surat izin menempati bangunan kepada pedagang. Foto: eko

KOTA MUNGKID(SUARABARU.ID)-Pasar Desa/Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang, yang sebelumnya hanya buka setiap beberapa hari sekali, kini akan buka setiap hari selama 24 jam.

Peresmian dan pembukaan Pasar Harian Desa Bandongan dilakukan hari ini oleh Asisten II Sekda Kabupaten Magelang, Iwan Sutiarso.

Selanjutnya pasar tersebut akan digunakan untuk pasar hewan setiap Pon dan Kliwon, pasar sayur 24 jam, pasar kuliner 24 jam, pasar burung berkicau dan merpati, juga untuk lomba burung gantangan seminggu tiga kali. Selain itu untuk pasar ikan dan daging, pasar kelontong dan alat rumah tangga, pasar klitikan, serta pasar fashion, sepatu, pakaian dan tas.

Asisten II ketika membacakan sambutan Bupati Zaenal Arifin mengatakan,pasar desa merupakan instrumen pendayagunaan berbasis kemandirian yang salah satu fungsinya sebagai sumber pendapatan desa, sekaligus bisa meningkatkan ekonomi dan menumbuhkan gairah industri kecil masyarakat, melalui pengembangan pasar. Oleh karena itu, dia mendukung serta menyambut baik pembukaan Pasar Harian Desa Bandongan itu.”Sekaligus saya juga mengucapkan terima kasih, kepada Pemerintah Desa Bandongan beserta segenap perangkat atas dibukanya Pasar Harian Desa Bandongan, teriring doa semoga dapat membawa manfaat dalam upaya mendorong dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat di Kabupaten Magelang, khususnya di Desa Bandongan,” harapnya.

Selaras dengan Pembukaan Pasar Harian Desa Bandongan itu, lanjutnya, Pemerintah Desa memiliki peran penting sebagai subjek pembangunan ekonomi, sekaligus menjadi motor penggerak utama dalam mendorong bergulirnya roda perekonomian, sehingga keputusan dan kebijakan yang diambil, utamanya dalam pembangunan ekonomi kerakyatan harus efektif dan tepat sasaran dalam rangka menyejahterakan masyarakat.

Dengan dibukanya Pasar Desa Bandongan itu, Bupati menyampaikan beberapa pesan.
Yakni, sarana prasarana serta fasilitas Pasar Desa Bandongan harus senantiasa dirawat dan dijaga bersama agar kondisi pasar tetap layak digunakan sebagai pasar harian. Kemudian, para penjual, konsumen dan semua pihak yang lain, harus senantiasa bersama-sama menjaga kebersihan, ketertiban, dan kenyamanan agar pasar itu semakin berkembang.

Dia mengingatkan, pandemi Covid masih ada. Meski trendnya
menurun, tetapi masih ada potensi penularan. Terutama dengan adanya varian baru Omicron. “Perlu diantisipasi dengan menerapkan protokol kesehatan berupa 5M.
Kendalikan Covid, ekonomi bisa bangkit,” tandasnya.

Bupati juga berharap Pasar Harian Desa Bandongan itu agar bisa menjadi sentra bergeraknya gairah ekonomi masyarakat, sekaligus bisa menjadi sarana transaksi atau jual beli komoditas asli Kecamatan Bandongan, seperti beras, rempah-rempah, telur, daging dan ternyata juga ada pasar burung. “Tidak sekadar jual beli burung, tetapi mendengarkan suaranya. Ini bisa memberi daya tarik bagi masyarakat,” imbuh Asisten II.

Semula Mangkrak

Sementara itu Kepala Desa (Kades) Bandongan, Sujono, mengatakan, pasar tersebut berdiri tahun 1983, tetapi sampai 2019 mangkrak. Dia beserta lembaga desa seperti PKK, BPD, LPMD, Karang Taruna, dan BUMDes sepakat memperbaiki pasar yang sudah mangkrak.
Dianggarkan dana desa sekitar Rp 350 juta untuk merevitalisasi atau
membangun yang rusak-rusak.

Tahun ini akan dianggarkan lagi untuk menyempurnakan. Karena di pasar desa itu pedagang yang di los pasar ada sekitar 176 orang dan 68 pedagang di kios. Dari kondisi itu pedagangnya belum tertampung semua.Tahun ini akan ditata untuk menampung 76 orang lagi bahkan hampir 100 pedagang yang belum tertampung. Dijelaskan, kios yang ada sebagian sudah ditempati dan sebagian belum.

Sisi lain, dengan adanya peresmian itu seluruh pedagang mempunyai kewajiban memberikan kontribusi yang sudah disepakati melalui peraturan desa (perdes). Disebutkan, Perdes yang diajukan ke bupati sudah turun tanggal 30 Desember 2021. Itu sebagai dasar hukum pemerintah desa untuk memayungi ketentuan di pasar tersebut.

Kades menambahkan, semula pasaran setiap Pon. Tapi mulai sekarang menjadi pasar harian. Di sana ada dua pasar, yakni
yang harian itu pasar tradisional dan pasar hewan setiap Pon dan Kliwon. Los kuliner 30 buah sudah berjalan mulai Minggu kemarin, karena dari pengembang sudah menyerahkan ke desa dan kini sudah ditempati semua. Rest area masih tahap pembangunan, masih ada lima kios yang belum selesai.

Pasar sayur akan beroperasi 24 jam. Itu sudah koordinasi dengan lembaga desa dan pedagang sayur yang semula berdagang di pasar lain. Kelak masyarakat setempat tidak harus pergi ke Pasar Gotong Royong Magelang, karena di sana sudah ada pasar sayur.

Kades yang purnawirawan anggota TNI itu juga menjelaskan, selama ini pasar belum memberikan kontribusi ke desa. Desa belum memiliki pendapatan asli desa dari pasar.

Dengan mulai ditata itu akan berubah. Seluruh pedagang sudah dikumpulkan, sejak diresmikan itu, pedagang mulai mengikuti kewajibannya. Yakni membayar retribusi harian. Selain itu membayar sewa, ada yang per bulan, ada yang per tahun sekali.
“Sudah diatur dalam Perdes,” tandasnya.

Eko Priyono