Anisah, SH Ketua Harian Permata Hebat bersama Eko Setiowati Rejeki, Ketua Permata Hebat Kecamatan Candisari Kota Semarang memberikan arahan dalam pelatihan fashion show mengenakan kain Nusantara kepada salah satu peserta di Balai Kecamatan Candisari Kota Semarang, Kamis (23/12/2021). Foto : Absa
SEMARANG (SUARABARU.ID) – Perempuan Mandiri Tangguh (Permata) Hebat Kecamatan Candisari Kota Semarang, memberikan pelatihan fashion show dan pengenalan serta pemakaian kain Nusantara di balai Kecamatan Candisari, Kamis (23/12/2021).
Kegiatan tersebut merupakan rangkaian Peringatan Hari Ibu yang diinisiasi oleh kepengurusan Permata Hebat Candisari, yang diikuti oleh seluruh pengurus di tiap-tiap kelurahan yang ada di kecamatan Candisari.
“Dalam peringatan Hari Ibu, kami menginisiasi pelatihan memakai dan mengenal kain Nusantara. Kemudian ada lomba foto ibu dengan anak, yang diikuti 16 kecamatan dan tujuh kelurahan,” jelas Eko Setiowati Rejeki, Ketua Permata Hebat Kecamatan Candisari Kota Semarang di sela-sela kegiatan, Kamis (23/12/2021).
Tujuan pelatihan ini, lanjutnya, adalah agar ibu-ibu mengenal nama-nama kain Nusantara. Sebab nama dan jenis kain Nusantara itu ada banyak, seperti kain songket, batik, corak Bali dan lain-lain.
“Selain agar ibu-ibu saat mengenakan kain itu paham tentang apa yang dikenakan, juga ikut melestarikan budaya Nusantara yang adiluhung. Agar yang memakai lebih percaya diri, maka dalam pemakaian tersebut dilombakan,” papar Eko Setiowati Rejeki.
Dalam hal pendampingan anggotanya, Permata Hebat Candisari telah mengangkat potensi unggulan wilayahnya untuk dilombakan ke tingkat Kota Semarang, berupa produk olahan kripik ikan patin.
“Dalam hal pendampingan, kami telah ikutkan produk unggulan UMKM perempuan Kecamatan Semarang berupa yaitu Kripik ikan patin, di DP3A Kota Semarang,” ujar Ketua Permata Hebat Candisari ini.
Korban KDRT dan Ekonomi Rentan
Proses terbentuknya Permata Hebat sendiri menurut Anisah, SH, Ketua Harian Permata Hebat Kota Semarang, berasal dari alumni-alumni pelatihan Dinas Pemberdayaan Perlindungan Perempuan dan Anak (DP3A) Kota Semarang.
“Terbentuknya Permata Hebat ini, berasal dari alumni-alumni pelatihan DP3A. Yang terdiri dari Perempuan korban KDRT, perempuan ekonomi rentan, disabilitas dan perempuan kepala keluarga, yang dilatih dan diberi keterampilan dari tahun 1997 hingga sekarang. Itu ada sekitar 1640-an di 16 kecamatan,” jelas Anisah.
Sedang untuk program kerja, lanjutnya, ada beberapa beberapa program kerja yang dijalankan Pemata Hebat, yaitu seperti kewirausahaan ekonomi, pendidikan dan peningkatan SDM, pariwisata dan perdagangan serta hukum dan perlindungan anak.
“Pelaksanaan program tidak hanya pelatihan seperti ini, namun juga dibuka posko pengaduan masalah-masalah perempuan. Yang telah dibuka di tiap-tiap kelurahan di Kota Semarang. Fungsinya minimal melakukan sosialisasi terkait hukum,” ungkap pengacara ramah ini.
Absa