MAGELANG(SUARABARU.ID)-Pembukaan pendidikan dan latihan integrasi Pendidikan Pertama Bintara (Dikmaba) TNI AD dan Pendidikan Pembentukan Bintara (Diktukba) Polri Tahun 2001 dilakukan di Sekolah Calon Bintara (Secaba) TNI Magelang, hari ini. Bertindak selaku inspektur upacara dua pejabat tinggi TNI dan Polri yang terdiri Irjen Pol Drs Luki Hermawan MSi (Wakalemdiklat Polri) dan Mayjen TNI Kasuri (Wadan Kodiklat).
Pendidikan gabungan TNI dan Polri itu dilakukan di sejumlah lembaga pendidikan yang dimiliki TNI maupun Polri. Namun upacara pembukaannya dipusatkan di Secaba Magelang, hari ini. Masa pendidikannya hanya sampai Jumat mendatang dan khusus di Secaba Magelang terdiri Polisi 80 orang, TNI 64 orang.
Wakalemdiklat Polri, Irjen Pol Drs Luki Hermawan MSi, tadi membacakan amanat Kepala Lembaga Pendidikan dan Latihan Polri, Komjen Pol Prof Dr Rycko Amelza Dahniel MSi.
Disebutkan, upacara itu menandai dimulainya rangkaian kegiatan Diklat Integrasi TNI-Polri dalam bentuk pelatihan kolaborasi. Khususnya untuk peserta Dikmaba TNI AD dan Diktukba Polri yang dilaksanakan di seluruh SPN Polri dan 14 lembaga pendidikan TNI AD.
Dikatakan, dalam membangun soliditas dan sinergitas TNI-Polri telah memiliki Diklat Integrasi untuk jenis dan jenjang Perwira. Namun pada hari ini untuk pertama kalinya dilaksanakan Diklat Integrasi TNI-Polri untuk jenjang pendidikan pertama atau pembentukan Bintara. Oleh karena itu hari ini adalah hari bersejarah dalam perjalanan sinergi TNI-Polri di bidang pendidikan dan pelatihan.
Diklat Integrasi itu merupakan tindak lanjut dari perjanjian kerja sama antara TNI AD dan Polri Nomor PKS 29/2021 dan Nomor PKS 39/X/2021 tanggal 15 September 2021 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Integrasi TNI AD dan Polri di semua jenjang dan jenis pendidikan.
Ditegaskan, pendidikan tersebut sangat penting. Harus dipahami bersama keberadaan TNI dan Polri sangat penting bagi negara dan bangsa Indonesia. Itu merupakan amanah konstitusi bahwa TNI dan Polri merupakan dua pilar kekuatan utama negara. Sebagai subuah pilar, maka harus kokoh dan kuat dalam menopang NKRI beserta rakyat dan tumpah darahnya.
TNI dan Polri tidak boleh lemah, tidak mudah diprovokasi, diadu domba, dilemahkan, bahkan dihancurkan. “Dua pilar itu harus handal dan tetap kokoh menghadapi berbagai ancaman, hambatan, gangguan dan tantangan, serta perubahan zaman,” tandasnya.
Selain itu TNI dan Polri juga sebagai alat pemersatu bangsa kita. “Pahami negara Indonesia merupakan negara yang sangat heterogen. Sebuah negara yang terbentuk atas berbagai macam suku bangsa dengan berbagai perbedaan yang tersebar di 17 ribu pulau yang hidup bersatu dalam kebersamaan,” katanya.
Potensi Konflik
Perbedaan selalu memiliki potensi konflik. Namun perbedaan juga sebuah keniscayaan dan anugerah Tuhan yang bila dikelola akan menghasilkan harmoni keindahan sekaligus kekuatan. Dulu kesamaan nasib dalam perjuangan kemerdekaan, keinginan kuat untuk bersatu para pemuda dan pejuang kemerdekaan untuk mewujudkan cita-cita luhur sebuah negara dan bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Oleh karena itu TNI dan Polri diandalkan sebagai penjaga persatuan bangsa, mozaik keindahan beragam Indonesia.
TNI dan Polri juga sebagai alat penjaga kedaulatan dan keituhan NKRI. Oleh karena itu TNI-Polri harus kompak, kuat, dan menjaga jengkal wilayah NKRI.
Diklat itu selain untuk memberikan pemahaman, keberdayaan dalam NKRI, pemahaman kebangsaan, juga untuk membangun rasa soliditas, solidaritas dan sinergitas, baik secara formal maupun informal. Dengan membangun emosional maupun kesetiakawanan sejak dari tingkat pendidikan diharapkan akan terus terjaga sampai pelaksanan tugas di lapangan.
Pendidikan itu akan diisi dengan memberikan keterampilan perorangan dalam berkomunikasi, memotivasi, kemampuan memecah permasalahan, kerja sama tim, kepemimpinan, serta memahami masing-masing doktrin TNI maupun Polri.
Secara pribadi dia menginformasikan, pendidikan itu dilakukan secara serentak di seluruh Indonesia. Itu baru pertama kali dan ke depan akan terus berlangsung. Diawali sejak Oktober lalu.
Dia berharap latihan bersama itu menjadi awal yang baik untuk membentuk keluarga. Melalui pendidikan itu diharapkan ada komunikasi, baik melalui grup WhatsApp maupun IG atau yang lain untuk berkomunikasi, sehingga akan menambah persaudaraan di tempat tugas maupun tempat lain. Sebab setelah pendidikan akan ditempatkan di wilayah. “Kemungkinan akan bertemu di wilayah kerja,” katanya.
Sehingga dengan sudah saling berkenalan akan mempermudah komunikasi, bisa bersilaturahmi, atau saling membantu.Kalau ada problem, ada masalah, atau ingin kangen- kangenan, mudah dilakukan. Komunikasi sangat penting sehingga kalau ada permasalahan bisa diselesaikan dengan cara berkomunikasi.
Pendidikan bersama itu sangat baik untuk memperkokoh NKRI. Untuk itu TNI-Polri harus betul-betul solid. Jangan sampai mudah diprovokasi atau kena hoaks dari media sosial. Bisa diselesaikan dengan cara berkomunikasi. Selanjutnya akan dievaluasi ke depan, sehingga akan lebih baik lagi.
Rasa Kebersamaan
Wadan Kodiklat TNI AD Mayjend TNI Kasuri dalam kesempatan itu membacakan amanat Komandan Kodiklat TNI AD Letjen TNI Anto Mukti Putranto SSos. Dikatakan, pendidikan itu
merupakan faktor penting dalam mewujudkan rasa kebersamaan antara TNI AD dan Polri. Melalui kegiatan itu akan membentuk dan mengembangkan kualitas kerja sama dan ikatan batin antara TNI AD dan Polri.
Menurutnya, kerja sama itu disambut baik oleh pimpinan TNI AD. Karena kegiatan tersebut merupakan bentuk kolaborasi yang bertujuan meningkatkan sinergitas dan soliditas TNI-Polri di lapangan. Dengan sinergitas yang semakin baik secara tidak langsung akan berdampak pada situasi keamanan dan ketertiban masyarakat.
“Pendidikan seperti ini akan dilakukan oleh Tamtama, Bintara sampai Perwira yang pada akhirnya akan meningkatkan sinergitas dan soliditas sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing,” tuturnya.
Sisi lain, diingatkan, saat ini pandemi telah meredam. Tetapi kita tidak boleh lengah, harus tetap waspada. Untuk memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19 diminta mengikuti protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah. Seperti memaki masker, rajin mencuci tangan, menjauhi kerumunan, serta meminimalisasi mobilitas.
“Jangan pikirkan dalam membangun bangsa yang besar harus membangun sesuatu yang luar biasa. Tetapi kepatuhan dan kesiapan melaksanakan tugas itu sudah merupakan andil yang sangat luar biasa terhadap bangsa ini. Maknai kehadiranmu yang tidak lama ini dengan sesuatu yang sangat monumental. Buatlah sahabat bukan hanya karena dinas tetapi karena batin. Bekerjalah dengan hati, merasa sebagai panggilan,” pinta Mayjend TNI Kasuri.
Eko Priyono