KUDUS (SUARABARU.ID) – Bertepatan dengan Peringatan Hari Antikorupsi Sedunia yang jatuh pada Kamis (9/12), SMP Kanisius Kudus menggelar lomba melukis poster antikorupsi. Kegiatan tersebut sebagai upaya menanamkan nilai-nilai antikorupsi secara dini ke siswa.
Sebanyak 18 siswa dari perwakilan masing-masing kelas berusaha menampilkan kemampuannya membuat poster Antikorupsi.
Dengan berbekal pensil crayon, mereka nampak sibuk menuangkan ide dan gagasannya tentang Hari Antikorupsi ke selembar kertas yang disediakan panitia.
Meski masih duduk di bangku SMP, namun wawasan para siswa tentang gerakan pemberantasan korupsi nampaknya sudah cukup luas.
Terbukti, beragam pesan yang dituangkan poster cukup mampu mencerminkan upaya perlawanan terhadap korupsi.
“Memang suka gambar dari dulu. Sementara untuk idenya muncul dari berita tivi dimana banyak pejabat ditangkap polisi,”ujar Yonathan, seorang siswa.
Kepala SMP Kanisius Kudus, Herry Christanto mengatakan, lomba poster tersebut digelar terbatas karena masih pandemi Covid-19. Biasanya, dia menggelar acara peringatan Hakordia dengan lomba dengan jumlah banyak peserta.
“Karena masih pandemi Covid-19 kami hanya menggelar lomba yang sifatnya individu. Tema lomba poster kali ini Pendidikan Korupsi di Masa Pandemi,” katanya.
Kurikulum Pendidikan Antikorupsi
Lebih lanjut, Herry Kristanto menyampaikan kegiatan lomba ini sebagai gerakan anti korupsi yang setiap tahun dilaksanakan. Tujuannya untuk menyiapkan siswa-siswi sebagai generasi anti korupsi.
“Kami menyiapkan anak-anak ini sebagai generasi anti korupsi. Harapan kami bisa memunculkan generasi pemimpin anti korupsi,” imbuhnya.
Herry menambahkan, selama ini SMP Kanisius Kudus memang sudah menerapkan kurikulum pendidikan antikorupsi sejak tahun 2005 silam. Kurikulum Antikorupsi tersebut mulai diajarkan ke siswa di saat KPK baru dua tahun dibentuk.
Dalam kurikulum tersebut, SMP Kanisius Kudus mengalokasikan satu jam pertemuan setiap minggunya untuk pembelajaran materi antikorupsi.
“Jadi, ada satu jam setiap Minggu untuk penyampaian materi pendidikan antikorupsi,”ujarnya.
Selain itu, setiap harinya ada juga refleksi diri yang dilakukan setiap jelang sekolah berakhir. Refleksi tersebut bertujuan sebagai sarana para siswa merenungi kembali penerapan nilai-nilai kebaikan dalam keseharian di sekolah.
“Dalam kesempatan tersebut, para guru bisa menyampaikan ke siswa apakah nilai-nilai kebaikan termasuk kejujuran mereka lakukan di sekolah. Salah satu contoh mudah, apakah mereka menyontek saat ulangan,”tutur Herry.
Sementara, pengaplikasian lain dari pendidikan antikorupsi di SMP Kanisius adalah dengan adanya kantin kejujuran. Sejak memberlakukan kurikulum pendidikan antikorupsi, SMP Kanisius Kudus memang mendirikan kantin yang melatih anak untuk jujur.
“Kantin tersebut menjadi sarana siswa melatih kejujuran. Mereka mengambil makanan sendiri, membayar hingga mengambil kembalian sendiri,”tandasnya.
Tm-Ab