blank
Hj. Hindun Anisah, MA., Wakil Sekjen DPP PKB Jepara

JEPARA (SUARABARU.ID) – Kehadiran sirkuit Dian Rakashima di kawasan wisata Kelapa Park, Desa Suwawal Timur, Kecamatan Pakis Aji mengundang perhatian Hj. Hindun Anisah, MA.

Menurut Hindun, Wakil Sekjen DPP PKB Jepara, Sirkuit Dian Rakashima menempati lahan seluas 7 hektar dan menjadi sirkuit pertama di Indonesia diharapkan bisa mengakomodir multi-event racing. Tidak hanya grasstrack, karena nantinya juga dilengkapi arena drag race, road race, enduro cross, dan motocross. “Sehingga hal ini akan memberikan multiplier effect atau beragam dampak positif dan manfaat bagi banyak kalangan di Jepara,” ujarnya.

Nyai Hj. Hindun Anisah, MA., ulama perempuan dan pemerhati perempuan di Jepara, turut buka suara mengenai pemberian nama Sirkuit yang diambil dari tiga tokoh perempuan Jepara, disingkat Rakashima tersebut yakni RA Kartini, Ratu Kalinyamat, dan Ratu Shima.

Mengenai polemik dan kontroversi yang beredar di masyarakat dikarenakan tambahan “Dian” di depan nama “Rakashima” menjadi Sirkuit Dian Rakashima, Hindun Anisah tetap mengapresiasi nama tersebut. “Soal penambahan nama Dian di depan itu saya no comment. Intinya saya sangat mengapresiasi nama Rakashima. Sebab nama itu mengakomodir tiga nama tokoh perempuan Jepara. Ini sebuah penghargaan dan penghormatan besar bagi perempuan di Jepara,” jelasnya.

Perempuan Ikut Ambil Peran

Menurut Nyai Hindun, yang kerap menjadi narasumber bertemakan perempuan di berbagai ajang internasional, keberadaan sirkuit dengan mengambil sosok pahlawan perempuan Jepara ini berperan besar. Harapannya posisi perempuan tidak hanya sebagai objek saja tapi subjek pelaku yang turut terlibat di dunia otomotif Jepara. “Penghormatan besar tokoh-tokoh perempuan Jepara seharusnya menjadi motivasi bagi perempuan Jepara untuk berperan di arena sirkuit tersebut. Dulu sebenarnya saya bermimpi ingin jadi pembalap yang berlaga di sirkuit,” kata Master Antropologi Kesehatan Universitas Amsterdam Belanda sambil tergelak.

Menurut Nyai Hindun, bukan hal tabu bagi perempuan untuk menekuni profesi pembalap yang oleh kebanyakan orang identik dengan kaum laki-laki.

Alvaros – Yanuar