KOTA MUNGKID (SUARABARU.ID)- Produk hortikultura menjadi salah satu komoditas unggulan di wilayah Kabupaten Magelang yang dapat terus dikembangkan oleh petani.
Adapun komoditas yang dapat dikembangkan yakni, tanaman sayuran, hias, obat maupun buah.
“Untuk mendukung hal itu, Komisi IV DPR RI bersama dengan Kementerian Pertanian melaksanakan bimbingan teknis bagi petani milenial di Kabupaten Magelang, “ kata Vita Ervina, anggota Komisi IV DPR RI, saat membuka Bimtek dengan tema “Peluang dan Tantangan Ekspor Komoditas Hortikultura” di Magelang.
Vita mengatakan, kegiatan yang dilaksanakan bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang serta Balai Karantina Pertanian Provinsi Jateng tersebut, diharapkan ini bisa membawa peningkatan produksi komoditas hortikultura dan ekonomi masyarakat.
Menurutnnya, dari data BPS Kabupaten Magelang dari tahun 2017-2020, produktivitas buah-buahan seperti durian, alpukat, salak, sirsak, dan manggis mengalami peningkatan.
Namun ada beberapa komoditas buah justru mengalami penurunan seperti jeruk, kelengkeng, pepaya, dan pisang.
“Keprihatinan saya pada komoditas jeruk yang mengalami penurunan cukup drastis, dari produksi 2.600 ton menjadi tinggal 300 ton saja,” katanya.
Ia menambahkan, mulai bulan Maret lalu, dirinya menginisiasi pengembangan budidaya bibit jeruk keprok di Kecamatan Ngablak yang semakin langka karena terserang hama penyakit huanglongbing.
Vita mengatakan, peranan Balai Karantina pertanian sangat penting dalam melakukan pemeriksaan komoditas agar bisa menembus pasar ekspor.
Untuk itu, ia berharap para petani perlu mempunyai akses pasar dan kemampuan pemasaran yang masih harus ditingkatkan lagi.
Sehingga Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor Komoditas Pertanian (Gratieks) yang dicanangkan dapat benar-benar terimplementasi dan dirasakan manfaatnya oleh para petani.
“Sejalan dengan hal tersebut kami sebagai anggota Komisi IV DPR RI terus mendorong pemerintah melalui ditjen hortikultura untuk segera menyelesaikan grand design hortikultura 2020-2024, “ katanya
Sementara itu, Pratiwi, Sub Koordinator Balai Karantina Pertanian Propinsi Jateng menambahkan, pihaknya mendampingi petani menyiapkan untuk bisa masuk pasar internasional terkait dengan peraturan dan persyaratan di negara tujuan.
Hal itu memang menjadi salah satu kendala. Karenanya melalui bimtek diharapkan petani paham dengan persyaratan dari negara tujuan.
Menurutnya, peluang ekspor buah ke sejumlah negara di benua Eropa, Australia maupun Asia sangat besar. Ia mengatakan, untuk negara di Australia saat ini masih banyak meminta pasokan buah salak dari Kabupaten Magelang.
Selain itu, daun pakis juga banyak diminta pasar luar negeri. Hanya sayangnya, untuk daun pakis belum ada yang mengelola.
Yon