JEPARA (SUARABARU.ID) – Sunan Tempe, yang beralamat di desa Kedungleper RT 01/RW 05 telah melakukan inovasi pada produknya dengan memberikan label atau nama yang belum ada sebelumnya.
Supaya berbeda dengan tempe-tempe pada umumnya, usaha produksi tempe turun temurun yang berdiri sejak Juni 1998 ini yang sekarang dijalankan oleh Ibu Karyati ini diberi nama “Sunan Tempe”.
Nama tersebut diambil dari nama Mbah Sunan yaitu pendiri dari usaha produksi tempe itu sendiri yang tidak lain adalah ayah mertua dari Ibu Karyati. Selain agar memiliki ciri yang berbeda, pemberian nama Sunan Tempe pada produk juga bertujuan agar produk lebih mudah dikenal oleh masyarakat.
Usaha produksi tempe yang sudah berdiri selama 23 tahun ini juga siap melayani permintaan pesanan, seperti untuk keperluan khajatan atau pesanan untuk bantuan sosial.
Dalam hal pemasaran produk, Sunan Tempe sebelumnya hanya dipasarkan di wilayah pasar Bangsri saja. Karena itu Mahasiswa KKN Unisnu Jepara dengan dibimbing Dwi Agung Nugroho Arianto, S. E., M. M berusaha membantu memperluas pasar pemasaran Sunan Tempe ke pesar Lebak dan pasar Kaliaman dengan cara menawarkan ke pedagang yang bersedia membeli produk Sunan Tempe. Juga bekerja sama dengan rumah makan untuk mensuplai kebutuhan tempe.
Kontribusi lain yang diberikan dari mahasiswa KKN Unisnu Kelompok 85 yang terdiri dari Ivandika Yahya Alfianto (Manajemen), Dina Kusumawati (Manajemen), Gina Ayu Amelia (Akuntansi), Lia Dwi Handayani(Manajemen) dan Ayu Ristiyani (Manajemen) tergerak membantu dalam proses pembuatan tempe, membuatkan nota, logo, stempel, serta banner di lokasi usaha.
Adapun harapan dari Mahasiswa Unisnu dapat membantu berkembangnya usaha pada mitra Sunan Tempe terlebih pada saat pandemi covid 19 ini dan Ibu kariyati selaku pemilik menyampaikan Kepada Mahasiswa KKN Unisnu Kelompok 85. “Saya terima kasih telah banyak membantu dalam inovasi dalam hal produk, administrasi dan pemasaran di Sunan Tempe yang bisa semakin maju dan berkembang pesat” ujar Ibu Kariyati.
Alvaros
