ews
Petugas BPBD Kabupaten Temanggung saat melakukan pengecekan perangkat Early Warning System (sistem peringatan dini) di wilayah yang rawan bencana tanah longsor. Foto: Istimewa.

ewsTEMANGGUNG, (SUARABARU.ID)- Guna mengantisipasi lebih bahaya tanah longsor saat memasuki musim penghujan,  Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung  mengecek fungsi perangkat Early Warning System (sistem peringatan dini).

“ Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan dan dapat diketahui lebih awal, Kami melakukan  pengecekan  alat EWS apakah masih berfungsi dengan baik atau tidak,” kata Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Temanggung Pria Andaka.

Pria Andaka mengatakan, saat ini di 10 kecamatan yang masuk wilayah rawan tanah longsor telah dipasangi EWS.

Pria
Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Temanggung Pria Andaka. Foto: Yon

10 wilayah kecamatan yang masuk daerah rawan longsor dan telah dipasangi alat itu sebanyak 83 alat. Yakni, Kecamatan Kaloran, Kandangan, Gemawang, Tlogomulyo, Kranggan, Selompampang, Bulu, Jumo, Kedu, dan Bejen .

Menurutnya, peralatan yang dipasang pada tahun 2016 dan 2019 lalu berupa ekstensometer(alat deteksi gerakan tanah) dan alat pengukur curah hujan.
“Dari hasil pengecekan perangkat EWS dipasang di wilayah Kabupaten Temanggung antara tahun 2016 dan 2019, sebagian besar masih berfungsi baik,” katanya.

Selain itu, pihaknya juga menemukan sejumlah peralatan yang rusak, namun telah dikoordinasikan dengan kepala desa setempat.

“Alhamdulillah ada tanggapan positif. Jadi untuk pemeliharaan sudah dianggarkan desa misalnya membeli seling (kawat) untuk deteksi longsor,” katanya.
Pria menambahkan, perangkat EWS dipasang di 10  kecamatan  tersebut sesuai dengan kondisi kerawanan bencananya. Yakni, rawan tanah longsor di musim penghujan.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD KabupatenTemanggung Totok Prasetyanto mengatakan, anggaran untuk penanganan bencana tahun 2021 ini, hingga bulan Mei lalu tinggal tersisa sebesar Rp18 juta.

Untuk itu, pihaknya akan mengajukan anggaran melalui APBD perubahan sebesar Rp105 juta. Anggaran tersebut akan digunakan untuk memenuhi anggaran kedarutan hingga akhir tahun ini.

“Jika anggaran tersebut tidak tercukupi, kami masih ada Dana Tidak Terduga (DTT) dari BKAD sebesar Rp 1 miliar,” katanya.  Yon