WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat menyatakan daerah yang dipimpinya masih menduduki urutan atas sebagai daerah termiskin di Jawa Tengah. Salah satu indikatornya adalah masih banyak rumah yang tidak layak huni.
“Selaku pimpinan daerah, saya sangat prihatin. Saya bersama Wakil Bupati M Albar akan segera mengambil langkah-langkah untuk dapat mengentaskan kemiskinan di Wonosobo,” tegasnya.
Hal itu disampaikan Afif Nurhidayat di sela-sela mengunjungi Desa Kebrengan Mojotengah Wonosobo, Jawa Tengah, Minggu (19/9), untuk meninjau sekaligus memberikan bantuan material pada acara bedah rumah.
Sejumlah empat warga setempat yang memperoleh program bedah rumah, yakni Sawaun (RT 01 RW 01), Taufik Setyawan (RT 02 RW 02), Muhsodi (RT 01 RW 03), dan Romadhon (RT 01 RW 04).
Afif mengucapkan terima kasih kepada Camat Mojotengah dan Kepala Desa Kebrengan yang telah berupaya membantu warganya dalam mengentaskan kemiskinan melalui berbagai cara. Termasuk salah satunya dengan cara bedah rumah.
“Bantuan yang saya berikan tidaklah seberapa dan jangan dinilai besarannya. Namun saya berharap dapat menjadikan motivasi semua pihak untuk dikembangkan ke seluruh pelosok Wonosobo,” tandasnya.
Siap Siaga
Anggaran yang dipakai, lanjut Bupati, dapat melalui anggaran desa, pemerintah pusat maupun daerah. Bisa pula menggandeng perusahaan swasta dan dontur di masing-masing wilayah. Juga melalui gotong-royong warga untuk membantu sesama.
Usai memberikan bantuan, Bupati Wonosobo melanjutkan jagongan dan ngobrol bareng bersama warga yang bergotong royong di lokasi tersebut. Bersama-sama menikmati sajian makanan tradisional ala Desa Kebrengan.
Camat Mojotengah Subandriyo menyambut baik atas kepedulian Bupati Wonosobo. Pihaknya siap untuk mengembangkan kegiatan serupa di wilayahnya. Guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menurunkan angka kemiskinan.
Kalak BPBD Bambang Trie berpesan kepada seluruh warga agar lebih hati-hati dan waspada dengan cuaca ekstrim di musim penghujan. Apalagi Wonosobo termasuk rawan bencana alam, seperti tanah longsor, angin puting beliung, banjir bandang dan kebakaran rumah.
“Saya mengajak kepada masyarakat untuk membentuk relawan tanggap bencana di masing-masing kecamatan dan desa. Hal ini akan sangat membantu dalam upaya pencegahan, penanggulangan dan penanganan bencana,” harapnya.
Menurut Bambang Trie, BPBD secara bertahap akan menyelenggarakan pelatihan dan pembekalan kepada relawan penanggulangan bencana. Pihaknya akan selalu ada bersama para relawan dan siap 24 jam menangani kebencanaan di Wonosobo.
Muharno Zarka