SEMARANG (SUARABARU.ID) : Perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) tahun 2021 di Papua sudah di depan mata. Keseluruhan persiapan baik teknis maupun nonteknis telah dilakukan , termasuk oleh kontingen Jawa Tengah. Mengingat pelaksanaan kali ini masih pandemi Covid-19 maka harapan besar adalah seluruh kontingen baik para atlet, ofisial, serta manajer berangkat sehat, bertanding semangat, meraih kemenangan dan pulang tetap sehat.
Sukirman, Wakil Ketua DPRD Jateng yang juga sebagai ketua salah satu cabang olahraga yakni sepatu roda, menyampaikan bahwa dirinya sekarang ini tegang. Semangat bisa menyumbangkan emas untuk Jateng harus ada. Dia yakin sekarang ini stamina maupun semangat para atlet sepatu roda sudan on fire.
Hal itu disampaikannya ketika menjadi salah satu narasumber dalam Dialog Parlemen “Emas PON dan Masa Depan Atlet” yang disiarkan langsung dari lobi lantai IV Gedung Berlian, Kantor DPRD Jateng, Selasa (14/9/2021). “Saya yakin melihat stamina dan semangat atlet mampu bertanding pada PON di Papua nanti,”
sementara itu, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Pariwisata (Disporapar) Jateng Sinoeng N Rachmadi yang ditunjuk sebagai Ketua Kontingen Jateng mengatakan ada beberapa catatan nonteknis yang menjadi perhatiannya. Pertama peran tuan rumah dalam mendulang emas tentu sangat besar serta masalah Covid-19. Untuk masalah virus, dia berharap atlet harus tetap menjaga stamina tubuh. Karena itu dorongan kuatnya adalah saat berangkat sehat, bertanding juga sehat, pulang pun sehat.
“PON di Jabar tetap jadi tolok ukur kami. Kami saat itu di bawah Jawa Timur. Harapannya tahun ini bisa di atasnya (Jatim). Capaian lima besar masuk,” ungkapnya.
Sedangkan Plt Ketua KONI Jateng Bona Ventura Sulistyana menyatakan bahwa kesiapan atlet sudah 85 persen. Saat ini ada sejumlah atlet sudah melakukan pemusataan pelatihan, ada juga masih dalam pantauan pelatihan di daerah-daerah.
Untuk target perolehan emas, dia menyatakan, harus ada penambahan emas dari PON di Jabar. Saat ini Jateng mendapatkan 32 emas. Harapan besarnya nanti di Papua bisa raih 46 emas. Secara pengelompokan ada tujuh cabang olah raga yang berpotensi mendapatkan tiga emas di antaranya wushu dan menembak. Bahkan ada delapan cabor dapat dua emas.
“Semua sudah kami petakan, termasuk tuan rumah memidik banyak emas di cabang mana pun sudah kami dapatkan. Karena itu kalau bicara berapa target Jateng, kami hanya bisa menjawab terpenting adalah semangat untuk mendapatkan emas,” katanya.
Lantas bagaimana dengan bonus? Sinoeng berujar alokasi bonus sebagaimana PON sebelumnya sudah disiapkan. Untuk nominal bonus, ia enggan menyebutkan. Namun demikian, besaran bonus pada tiap raihan emas, perak, dan perunggu tidak jauh dari PON Jabar. Dalam diskusi itu, selain capaian emas juga disinggung soal masa depan atlet. Saat atlet sudah pensiun pada usia yang terbilang masih muda, tentu menjadi pertanyaan kemana arah selanjutnya?
Sukirman mengakui sinergi yang terbangun antara pemerintah dan stake holder lainnya harus sudah ada. Kala atlet sudah ingin bekerja, tentu pemerintah harus bisa memberi jalan dengan menggandeng pihak-pihak swasta bisa menjadi tempat untuk bekerja. Sinoeng pun berpendapat sama. Pemerintah sudah menyiapkan sejumlah program mulai dari beasiswa, keringanan membayar uang kuliah, sampai pada penyaluran kerja. Termasuk saat perekrutan ASN pun, para atlet diberi kesempatan untuk ikut seleksi. Bona menegaskan, tata kelola atlet salah satunya adalam memberikan kesejahteraan tidak saja saat bertanding namun saat selesai pun masih menjadi perhatian. (ADV)