blank
Kabid Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Kebumen Agus Sunaryo memantau PTM Terbatas di SMP N 1 Ambal.(Foto:SB/Ist)

KEBUMEN (SUARABARU.ID)  – Seiring pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) Terbatas, Dinas Pendidikan Kabupaten Kebumen melakukan pemantauan di sekolah dari PAUD, TK, SD/MI, SMP/Mts.

Dari pemantuan PTM terbatas di wilayah Kabupaten Kebumen berjalan dengan baik. Ada semangat baru dan antusiasme tinggi peserta didik dalam mengikuti pelajaran di sekolahnya.

Dinas Pendidikan Kabupaten Kebumen melakukan pemantauan pelaksanaan PTM Terbatas ini dengan mengunjungi ke sekolah-sekolah di bawah naungannya.

Kabid Pendidikan Dasar dan Menengah Dinas Pendidkan Kebumen Drs H Agus Sunaryo MPd didampingi oleh timnya berkunjung ke beberapa sekolah, di antaranya SMP N 1 Ambal.

Menurut  Agus Sunaryo, selama pelaksanaan PTM Terbatas ini tiap penyelenggara pendidikan wajib menyediakan kebutuhan untuk protokol kesehatan. Dari tempat cuci tangan dengan sabun, hand sanitezer, thremogun maupun penyemprotan disinfektan secara berkala.

Demikian pula sarana-sarana pendukung wajib sesuai SOP yang telah ditetapkan oleh Bupati dalam Surat Edaran.

Menurut Agus Sunaryo, ketersediaan alat-alat tersebut bukan sebatas pajangan semata. Namun  harus dilakukan dengan sungguh-sungguh. Baik cuci tangan, menjaga jarak, pengukuran suhu, pemakaian masker dan juga jumlah peserta didik di dalam kelas saat pelaksanaan pembelajaran.

Ada temuan di lapangan, beberapa sekolah sudah melaksanakan PTM Terbatas dengan baik. Kelengkapan sarana, proses sudah diikuti. Antusias peserta didik sangat tinggi. Seperti di SMP N 1 Ambal kehadiran siswa-siswinya mencapai 100%.

Namun memang disayangkan masih ada beberapa sekolah masih belum maksimal dalam melaksanakan PTM Terbatas sesuai dengan SOP Proktokol Kesehatan.

“Kami berharap semoga dengan dilaksanakan PTM Terbatas ini tidak menimbulkan kluster Covid-19 yang baru, sepanjang SOP prokes dijalankan. Dukungan orang tua juga sangat kita harapkan agar anak-anak taat prokes dan tidak muncul kluster baru.”

Komper Wardopo