blank
Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat melaunching aplikasi layanan publik di moment hari Kemerdekaan RI ke-76. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO (SUARABARU.ID) – Pemkab Wonosobo menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-76 Kemerdekaan RI dengan menguatkan komitmen untuk terus memperbaiki sektor layanan publik serta pemanfaatan teknologi modern secara lebih komprehensif.

Hal itu dibuktikan dengan diluncurkannya sejumlah kanal untuk menampung aduan maupun aspirasi masyarakat, bersamaan dengan peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-76, Selasa (17/8/2021), di Pendopo Bupati setempat.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Wonosobo, Eko Suryantoro menjelaskan langkah Diskominfo untuk meresmikan operasional Call Center 112 dan Website Lapor Bupati, merupakan tindak lanjut dari arahan Bupati Afif Nurhidayat belum lama ini.

Orang nomer satu di Wonosobo itu, menginginkan agar masyarakat dapat menyampaikan setiap aduan terkait layanan publik maupun kondisi aktual di sekeliling mereka setiap saat. Sehingga Pemkab Wonosobo akan tahu aduan masyarakat.

Menurut Eko, yang pernah jadi Plt Kepala Dinsos PMD itu, khusus aduan ataupun aspirasi yang membutuhkan penanganan cepat, akan dapat diakomodasi dengan adanya Call Center 112.

“Sementara untuk aduan yang bukan kategori darurat namun tetap membutuhkan tindak lanjut dari perangkat daerah terkait, kami tampung dalam kanal website Lapor Bupati,” tutur Eko saat ditemui di sela peluncuran layanan panggilan darurat (Call Center) 112 dan kanal website Lapor Bupati.

Untuk kedua layanan aduan tersebut, Eko mengakui, pihaknya sudah mulai menguji coba selama kurang lebih dua bulan terakhir, dan direspons oleh warga dengan cukup antusias.

“Layanan Call Center 112 yang beroperasi 24 jam contohnya, beberapa kali digunakan warga untuk menyampaikan adanya kondisi darurat seperti kecelakaan, kebakaran, hingga pasien isolasi mandiri yang membutuhkan oksigen,” beber Eko.

Sementara untuk layanan aduan melalui kanal website Lapor Bupati, Eko menyebut, ada lebih dari 100 aduan yang telah masuk dan diselesaikan oleh jajaran perangkat daerah di lingkup Pemkab Wonosobo.

Dikatakan Eko, untuk kanal aduan, saat ini didominasi oleh keluhan masyarakat terkait bantuan sosial bagi warga yang terdampak pandemi Covid-19, yang saat ini masih berlangsung dan belum tahu kapan akan berakhir itu.

Lapor Bupati

blank
Salah satu inovasi layanan publik di bidang arsip di Wonosobo mendapat penghargaan khusus. Foto : SB/Muharno Zarka

“Selain itu, juga masih banyak pula aduan terkait sarana dan prasarana. Seperti kondisi infrastruktur jalan, layanan publik hingga situasi lingkungan dan kondisi sosial kemasyarakatan terkini,” ungkapnya.

Kanal Lapor Bupati, menurut Eko, juga berfungsi melengkapi layanan aduan lain yang saat ini dikelola oleh Dinas Kominfo seperti Lapor Gubernur Jawa Tengah dan layanan aspirasi dan pengaduan Online Rakyat (LAPOR) melalui Sistem Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional (SP4N).

“Kami juga menyediakan kanal media sosial yang bisa menampung aspirasi publik lain melalui Twitter, Instagram dan Facebook untuk memudahkan masyarakat menyampaikan keluhan mereka terkait layanan publik yang ada di Pemkab Wonosobo,” imbuh Eko.

Momentum peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-76 di Wonosobo, selain diisi peluncuran dua layanan aduan, ujarnya, juga menjadi ajang bagi sejumlah perangkat daerah untuk mengenalkan layanan-layanan berbasis digital yang akan semakin memudahkan warga masyarakat.

“Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah (Arpusda) menjadi yang paling banyak memunculkan layanan baru, yaitu 5 jenis inovasi yang diproyeksikan akan mampu mendongkrak minat baca warga guna meningkatkan sumber daya manusia (SDM) masyarakat setempat,” terangnya.

Kelima jenis inovasi tersebut, menurut Eko, meliputi Eyes Book (Enjoy Your Sinopsis Book), Pak Digital (Serempak Digitalisasi Arsip Vital), Paket Lidi (Paket Literasi Budi Pekerti), La Rav (Layanan Restorasi Arsip Vital) dan AER (Arsip Edukasi dan Rekreatif).

Kepala Dinas Arpusda, Musofa melalui keterangan tertulis, menjelaskan kelima inovasi tersebut menjadi sumbangsih jajarannya untuk mendukung masyarakat agar lebih sadar akan pentingnya literasi digital dan pengarsipan.

“Kami berupaya agar Dinas Arpusda yang menjadi kebanggaan bagi Wonosobo ini, benar-benar mampu menguatkan minat baca masyarakat dan menjadi jendela untuk melihat dan mengembangkan wawasan. Sehingga peran Arpusda sebagai salah satu sumber ilmu akan lebih maksimal lagi,” tutur pemegang gelar Doktor bidang kependikan tersebut.

Sementara itu, Eyes Book, dijelaskan Musofa, adalah Inovasi dalam bidang perpustakaan yang bertujuan meningkatkan tingkat kegemaran membaca (TGM) masyarakat di Wonosobo. Melalui inovasi itu, ada pengkayaan model literasi digital.

“Bentuknya, berupa video atau foto animatif bernarasi teks dan audio yang berisi sinopsis, kesan dan pesan dari seseorang setelah selesai membaca satu buku terpilih, yang akan diunggah dalam chanel youtube Dinas Arpusda atau lainnya yang direkomendasi,” bebernya.

Bidang Arsip

blank
Mie ongklok menjadi kuliner khas yang jadi salah satu branding sektor pariwisata di Wonosobo. Foto : SB/Muharno Zarka

Kemudian inovasi kedua, yaitu Pak Digital (Serempak Digitalisasi Arsip Vital), merupakan inovasi dalam bidang kearsipan yang bertujuan untuk pengamanan, peningkatan nilai dan percepatan proses temu kembali arsip yang ada.

Digitalisasi arsip vital, sambung Musofa, merupakan alih media dari arsip kertas letter C di pemerintah Desa atau Kelurahan, register ijazah dan buku induk di setiap satuan pendidikan yang ada di Wonosobo untuk memudahkan masyarakat memperoleh data dan arsip yang diperlukan.

“Ada juga naskah kerjasama di organisasi perangkat daerah (OPD), menjadi arsip digital dengan cara memindai arsip menggunakan alat pemindai pada masing-masing lembaga atau tempat lain,” urainya.

Pemindaian tahap awal, menurutnya, dilaksanakan serempak bulan Agustus- Desember 2021. Kemudian hasil pemindaian disimpan dalam bentuk digital pada sistem pengamanan yang standar di masing-masing lembaga dan/atau disimpan di Lembaga Kearsipan Daerah (LKD).

“Inovasi ketiga, yaitu Paket Lidi (Paket Literasi Budi Pekerti), merupakan inovasi bidang perpustakaan yang bertujuan untuk mempermudah orang tua dan guru dalam memperoleh bahan pustaka praktis dan menarik khususnya bidang budi pekerti,” terang Musofa.

Paket Lidi, katanya, berisi film pendek, teks referensi baku, kuis dan panduan naratif tentang budi pekerti untuk anak berusia 7-12 tahun. Inovasi tersebut sangat baik bagi anak-anak usia SD/MI hingga SMP/MTs sebagai bagian dari penerapan pendidikan karakter.

Pada masa pendemi global Covif-19 paket ini, disebut Musofa, akan disampaikan pada saluran-saluran informasi dan media sosial yang direkomendasi. Pada era normal akan disampaikan kepada anak secara langsung oleh pendamping perpustakaan desa atau dikerjasamakan dengan pemangku pendidikan.

Kemudian yang keempat, lanjut dia, adalah La RAV (Layanan Restorasi Arsip Vital). Aplikasi ini merupakan inovasi bidang kearsipan dalam pelayanan publik agar arsip vital yang rusak dapat bernilai guna sebagaimana arsip yang tidak rusak.

“Inovasi ini berbentuk pemberian layanan perbaikan arsip vital yang mengalami kerusakan kepada lembaga pemerintah atau swasta pemilik arsip vital. Dan sementara ini diprioritaskan untuk naskah leter C yang mengalami kerusakan,” katanya.

Inovasi terakhir atau yang kelima, yaitu AER (Arsip Edukatif dan Rekreatif), menurut mantan Sekretaris Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga (Disdikpora) tersebut, layanan inovasi bidang kearsipan yang bertujuan agar publik memiliki kecintaan terhadap arsip yang dimiliki.

Layanan Publik

Inovsi ini merupakan pelayanan publik berbentuk pendampingan teknis untuk membuat arsip lebih bernilai edukatif dan rekreatif. Sehingga masyarakat umum akan mudah mengaksesnya.

Dengan kelima inovasi tersebut, Musofa optimis Dinas Arpusda akan berupaya lebih gencar dalam mengedukasi warga untuk semakin gemar membaca dan memanfaatkan kemudahan-kemudahan yang ditawarkan.

Selain Dinas Kominfo dan Arpusda yang berturut-turut meluncurkan inovasi-inovasinya, ada pula Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Dispartabud), serta Bagian Hukum Setda Kabupaten Wonosobo.

Kepala Dispartabud Agus Wibowo mengungkapkan pihaknya akan mengisi peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-76 dengan merilis hasil lomba video branding Mie Ongklok dan Desain gerobak dan kostum Mie Ongklok, yang menjadi kuliner khas daerah pegunungan itu.

“Lomba video, desain gerobak dan desain kostum ini sudah di selenggarakan beberapa waktu lalu. Hasilnya siap untuk ditampilkan bertepatan dengan momentum detik-detik peringatan Proklamasi RI ke-76, sebagai bagian dari penguatan branding produk unggulan Wonosobo,” bebernya.

Hasil dari lomba branding Mie Ongklok tersebut, menurut Agus, juga menjadi penanda bahwa banyak anak-anak muda kreatif di Wonosobo yang mampu menampilkan karya-karya terbaik mereka dalam visualisasi yang menarik.

Sementara dari Bagian Hukum Setda Wonosobo, muncul pula inovasi untuk memudahkan publik mengakses jaringan dokumentasi dan informasi hukum (JDIH). Segala dokumen terkait Peraturan Daerah (Perda) dan lainnya terkait aspek hukum dapat diakses publik.

“Untuk JDIH ini, sebelumnya hanya tersedia di website resmi Bagian Hukum Setda Wonosobo. Kini kami meluncurkan portal aplikasi JDIH via smartphone android,” tutur Kasubbag Dokumentasi dan Informasi Bagian Hukum Setda, Hari Fetty Hartati.

Bupati Afif Nurhidayat saat ditemui di sela gladi HUT RI menyebut adanya inovasi-inovasi berbasis digital dari sejumlah perangkat daerah, layak untuk diapresiasi. Mengingat saat ini era di mana masyarakat sudah saling terhubung melalui perangkat digital.

“Ini tentu sejalan dengan semangat yang diusung dalam HUT RI ke-76 yaitu “Indonesia Tangguh Indonesia Tumbuh”. Di mana warga mesti terus menjaga semangat untuk bangkit dari pandemi Covid-19. Memanfaatkan segala kemudahan yang ditawarkan pemerintah,” tandasnya.

Muharno Zarka/Adv

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini