blank
Para pelaku seni berdiskusi dengan Wali Kota Semarang dalam tajuk "Tetap Dapat Cuan di Tengah Pembatasan". Harapannya kisah-kisah para pelaku seni bertahan hidup selama pandemi covid-19 menjadi inspirasi bagi pelaku seni lainnya. Foto: Ist

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Pandemi covid-19 yang berkepanjangan tak dapat dipungkiri telah melumpuhkan sendi-sendi ekonomi masyarakat di dunia. Tak terkecuali di Indonesia. Pelaku seni pun tak pelak menjadi salah satu kelompok yang paling terdampak akibat pandemi covid-19.

Tidak mungkinnya ada penyelenggaraan kegiatan yang berpotensi menimbulkan kerumuman di masa pandemi, membuat para pelaku seni harus kehilangan panggung yang selama ini menjadi sumber mata pencahariannya.

Meskipun begitu, sebagian pelaku seni menolak menyerah pasrah pada keadaan. Dengan melihat peluang adanya peningkatan aktivitas daring di masa pandemi covid-19, sejumlah pelaku seni memilih mulai fokus manggung lewat media digital.

Melalui sebuah diskusi bertajuk “Tetap Dapat Cuan di Tengah Pembatasan”, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi pun mencoba mengajak beberapa pelaku seni agar dapat berbagi upaya yang telah dilakukan untuk bertahan pada masa pandemi covid-19, Kamis (5/8/2021).

Melalui kanal media sosial instagram @HendrarPrihadi, Wali Kota Semarang yang akrab disap Hendi tersebut mengundang Happy Asmara, Ndarboy Genk, Hendrar Kumbara, dan Sela Good untuk dapat bertukar pikiran. Tak malu – malu, Hendi pun meminta untuk dapat diajari hal – hal yang harus dilakukannya untuk bisa diterapkan pada pelaku seni yang lain.

“Teman – teman pelaku seni pasti bertanya – tanya, gimana caranya bisa tampil di youtube yang nonton jutaan. Tolong aku diajari, supaya yang lain juga bisa terinspirasi dan dapat cuan seperti mas – mas dan mbak ini di saat pandemi covid-19 sekarang ini,” tutur Hendi.

Terkait itu, Ndarboy Genk (Daru Jaya) mengungkapkan memang saat ini masih banyak yang kesulitan untuk mendapatkan pemasukan dari berkarya lewat media daring, karena belum memahami seberapa besar potensinya.

“Kebanyakan teman – teman itu hanya memonetisasi saja, kalau Ndarboy Genk ini channel youtubenya sudah Content ID, maksudnya sudah dilindungi negara, sehingga seluruh keuntungannya masuk. Kalau hanya monetize saja yang untung Youtube,” terangnya.

Di sisi lain, Happy Asmara dan Hendra Kumbara meyakini sebelum melangkah lebih jauh untuk mencari keuntungan di youtube, pelaku seni harus punya semangat konsistensi.

“Alhamdulillah memang kalau Happy di masa pandemi ini tertolong dengan adanya youtube. Kalau saya yang penting karyanya terus dinaikkan, karena semakin produktif nanti akan semakin berpotensi masuk dalam algoritma youtube,” tutur Happy Asmara.

Tak hanya berdiskusi, Hendi sendiri juga mengungkapkan bahwa melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang dirinya membuat sebuah kegiatan musik daring dengan tajuk “Harmoni Dalam Pandemi”.

Melalui kegiatan tersebut, Hendi mengajak ratusan musisi lokal dan pekerja even untuk terlibat bergerak bersama mencari peluang ekonomi lewat media daring. Karya – karya dalam kegiatan itu pun akan dipasarkan dalam waktu dekat melalui kanal media sosial Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang.

Hery Priyono

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini