blank
Gubernur Jateng didampingi Bupati Grobogan, melakukan dialog dengan kades se-Grobogan, dalam acara Rembug Desa. Foto: dok/ist

GROBOGAN (SUARABARU.ID)– Gelaran Rembug Desa kembali dihelat Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Selasa (3/8/2021). Setelah Kabupaten Banjarnegara, Rembang, Cilacap, Banyumas, Karanganyar dan Klaten, kali ini ratusan Kades se-Kabupaten Grobogan, mendapat kesempatan ngobrol langsung dengan Ganjar.

Berbagai persoalan disampaikan secara daring, yang dipusatkan di Pendapa Kabupaten. Seperti biasa, persoalan yang disampaikan adalah penanganan covid-19 di desanya masing-masing.

Namun ada satu menarik dalam Rembug Desa kali ini. Musarokah, Kades Kapung, yang dengan berani mengeluh ke Ganjar, soal perpanjangan PPKM.

BACA JUGA: Kanwil Kemenag Gelar Kompetisi Film Pendek Islami

”Pak, kapan PPKM-nya dibuka lagi, mau diperpanjang lagi apa tidak. Diperpanjang sampai kapan pak?” tanya Musarokah.

Ganjar yang terkejut dengan pertanyaan itu, mencoba memahami apa yang dirasakan banyak masyarakat itu.

”Ya, PPKM diperpanjang sampai tanggal 9 bu,” jawab Ganjar.

BACA JUGA: Usai Curhat ke Ganjar, Black Rhoma Diminta Menyanyi

Ternyata bukan itu jawaban yang diinginkan Musarokah. Dia sebenarnya bertanya sampai kapan PPKM akan diberlakukan, dan apakah setelah tanggal 9 akan kembali diperpanjang atau tidak.

”Maksudnya itu, kira-kira ke sananya diperpanjang lagi ndak pak? Warga pada tanya semuanya ini, pada bosen,” ungkapnya.

Dengan sabar Ganjar menerangkan, sampai kapan PPKM diberlakukan tidak ada yang tahu. Yang bisa menentukan sebenarnya adalah masyarakat sendiri.

BACA JUGA: Bedah Delapan Buku Ajar Karya Guru SMK Tata Busana di Jateng

”Yang menentukan itu kita, mau diperpanjang apa tidak itu yang menentukan kita. Makanya kita semua harus kerja keras, agar penularannya tidak ada. Kalau semua bisa menahan diri, maka penyakitnya akan hilang,” jelasnya.

Tak hanya itu, sejumlah kades di Grobogan itu juga mengeluhkan semrawutnya data bantuan sosial dari pemerintah. Menurut mereka, banyak bantuan yang tidak tepat sasaran, bahkan ada dobel data. Kasus serupa ditemukan Ganjar, saat ngobrol dengan kades-kades di Klaten, beberapa waktu lalu.

”Kalau bisa datanya diperbaiki pak. Soalnya ada yang sudah dapat PKH, juga dapat BPNT. Kenapa tidak diberikan pada yang lain. Ini yang bikin kita pusing pak, marai iren tonggo (bikin iri tetangga lain),” kata Kades Selojari, Ummu Wasiyah.

BACA JUGA: 116 Mahasiswa Diterjunkan dalam Kampus Mengajar Secara Virtual

”Betul pak, verifikasi data tolong dipermudah. Soalnya banyak bantuan yang kurang jelas. Sakit kepala saya pak. Anane mung dipisuhi warga (yang ada hanya dimarahi warga),” timpal Kades Kebonagung, Muhtarom.

Ada juga Kades Brabo, Nurrohim. Dirinya mengatakan, ada 400-an penerima bantuan di desanya yang terdata pemerintah pusat. Namun beberapa penerima sudah meninggal, dan tetap mendapat bantuan.

”Ini gimana pak, padahal masih banyak warga yang belum dapat bantuan. Saya usul agar yang meninggal bisa diganti yang lain. Sudah kami usulkan saat verifikasi data kemarin,” ucapnya.

BACA JUGA: Polres dan BRI Cabang Kebumen Salurkan 300 Paket Sembako ke Warga

Ganjar sendiri menerangkan, ada dua persoalan dari acara Rembug Desa dengan kades se-Grobogan. Pertama soal penyaluran BST yang tidak tepat sasaran, bahkan ada yang dobel.

”Kades-kades hebat, mereka mengusulkan datanya diperbaiki. Misalnya yang sudah meninggal ya dialihkan, yang sudah kaya ya jangan. Maka kami telah mengirimkan surat ke Kemensos, untuk meminta datanya. Dan kami overlay dengan data dari para kades ini, agar ada perbaikan,” jelasnya.

Persoalan kedua menurut Ganjar, masyarakat sudah bosan dengan covid-19 yang tak kunjung selesai. PPKM kembali diperpanjang, dan para kades stres karena banyak pertanyaan dan tekanan dari warga.

BACA JUGA: Perhutani Randublatung adakan Serbuan Vaksin kepada Masyarakat Hutan

”Maka saya bilang, yang bisa menyelesaikan ya diri kita sendiri. Grobogan itu turunnya bagus, dari level 4 ke level 3. Tadi saya tanya kades juga kasusnya nol. Ini bagus, dan ciri-ciri pandemi bisa berakhir karena sudah bisa dikelola,” imbuh dia.

Kasus di Jateng sendiri, lanjut Ganjar, juga terus menurun dan membaik. Namun dia menegaskan, kondisi Jateng belum baik.

”Maka ayo kita semua taat prokes, karena itu adalah design paling bagus menghentikan covid-19. Sampai kapan, ya kita tingal menghitung seberapa kita taat,” pungkasnya.

Hana Eswe-Riyan