blank
Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat ketika menyampaikan bantuan beras di Kelurahan Jaraksari. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO (SUARABARU.ID)-Kasus konfirmasi positif Covid-19 dengan angka kematian pasien yang cukup tinggi di Wonosobo, menjadi perhatian khusus dari pemerintah daerah setempat.

Bupati Afif Nurhidayat dan Wakil Bupati M Albar meminta kepada seluruh elemen masyarakat bahu membahu, saling membantu dan mengingatkan warga tetap menjaga kesehatan. Disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes).

“Di saat pandemi global Covid-19 masih berlangsung dan korban kasus kematian warga terus meningkat akibat terpapar virus corona, semua pihak musti patuh terhadap imbauan yang dikeluarkan pemerintah,” ujar Afif, Selasa (3/8).

Menurut Bupati, hal ini harus dilakukan dengan sungguh-sungguh agar penyebaran virus corona yang masih belum mereda ini bisa ditekan. Sehingga upaya memutus penularan ini bisa berjalan dengan optimal dan pandemi segera usai.

Pesan tersebut selalu disampaikan keduanya, saat memberikan bantuan beras pada warga di berbagai tempat. Senin (2/8), kemarin, Bupati dan Wakil Bupati menyerahkan bantuan beras di Kelurahan Jaraksari dan Sambek Wonosobo.

Afif Nurhidayat mengajak masyarakat agar tetap waspada terhadap penyebaran dan penularan penyakit Covid-19 terutama varian baru delta yang sangat mudah menyebar dan menular pada siapapun dan di manapun.

“Masyarakat harus bisa mengenali gejala-gejala yang ditimbulkan jika terpapar virus corona tersebut. Jika merasakan gejala yang hampir mirip dengan gejala penyakit Covid-19 agar segera melakukan tes pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat,” pintanya.

Enggan Melapor

blank
Wakil Bupati Wonosobo M Albar ketika menyerahkan bantuan beras di Kelurahan Sambek. Foto : SB/Muharno Zarka

Jika tidak memeriksakan ke fasilitas kesehatan, lanjut dia, setidaknya melakukan isolasi mandiri terdata dengan melaporkan kepada Ketua RT setempat, Satgas Covid-19 atau tenaga kesehatan terdekat, agar kondisnya bisa terus terpantau.

Warga yang tengah melakukan isolasi mandiri juga diwajibkan untuk tetap berada di rumah dan tidak berada bebas di ruang publik sebagai antisipasi agar tidak menularkan dan menyebarkan virus Corona ke orang lain.

“Saya melihat dan memantau, masih banyak warga yang sebenarnya punya gejala hampir mirip dengan penyakit Covid-19, ya pilek, batuk dan hilang penciuman tapi enggak mau periksa ke puskesmas, dokter, apalagi rumah sakit,” ujarnya.

Kebanyakan warga yang takut diswab, ujar Afif, karena khawatir akhirnya diketahui positif terinfeksi virus Corona. Kondisi tersebut menjadi pekerjaan rumah untuk semua pihak. Warga mestinya tidak perlu takut terpapar penyakit Covid-19.

Menurut Bupati, banyaknya kasus kematian karena penyakit Covid-19 di Wonosob, salah satunya diakibatkan terlambatnya penanganan karena warga yang terpapar datang ke fasilitas kesehatan setelah keadaannya kritis.

“Sehingga di Wonosobo yang meninggal dunia banyak. Rata-rata orang yang datang ke rumah sakit dalam kondisi sudah sakit agak berat. Tetapi mereka bukan isoman. Kalau isoman jelas datanya. Nah ini artinya sakit tapi tidak terpantau sehingga fatal,” ungkapnya.

Karena itu, Afif meminta agar masyarakat mengerti betapa dasyatnya virus corona ini. Sehingga bisa mengantisipasi dengan tetap menjaga kesehatan diri dan saling membantu. Mengingatkan untuk tetap disiplin menerapkan prokes dan imbauan pemerintah.

Pemulasaraan Jenazah

blank
Bupati dan Wakil Bupati Wonosobo ketika melakukan penyuluhan ke masyarakat. Foto : SB/Muharno Zarka

“Warga juga harus bersama-sama membantu pemerintah menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi saat ini. Baik terhadap penanganan virus corona maupun efek yang ditimbulkan akibat pandemi global Covid-19 ini,” tuturnya.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Bupati M Albar, juga mengajak agar masyarakat tetap saling menjaga diri dan keluarga dari paparan virus corona ini. Semua pihak harus bergerak bersama keluar dari pandemi global Covid-19.

“Masyarakat harus untuk tetap mengedepankan kepedulian terhadap sesama dan gotong royong dalam upaya bersama menghadapi pandemi global Covid-19 di Wonosobo yang belum mereda ini, bisa ditekan agar segera usai,” katanya.

Gus Albar mengatakan penanganan kasus kematian akibat penyakit Covid-19 sering menimbulkan permasalahan lain. Seperti baru-baru ini terjadi rebutan jenazah antara keluarga dan petugas kesehatan yang ditugaskan.

“Baru-baru ini, sering terjadi rebutan jenazah, rebutan pemulasaraan prokes dan non prokes antara keluarga dan petugas kesehatan di rumah sakit. Kejadian tersebut tidak boleh terulang kembali,” katanya.

Terkait hal itu, pihaknya menegaskan pemerintah sudah memberikan pelatihan terhadap pemulasaraan jenazah, hingga ke tingkat desa bekerjasama dengan MUI dan organisasi keagaamaan lainnya.

“Pemerintah sudah melakukan pelatihan pemulasaraan jenazah bekerjasama dengan MUI dan juga organisasi keagaman. Bagaimana cara pemulasaraan jenazah yang benar. Jangan sampai terjadi lagi rebutan jenazah antara keluarga dan petugas dari rumah sakit,” pungkasnya.

Muharno Zarka