KOTA MUNGKID(SUARABARU.ID)-Pandemi Covid-19 yang belum usai, menjadikan pelaksanaan KKN Tim II Universitas Diponegoro (Undip) 2020/2021 dilakukan dengan sistem pulang kampung.
Tema yang diangkat adalah sinergi perguruan tinggi dengan masyarakat di masa pandemi Covid-19 berbasis pada tujuan pembangunan berkelanjutan melalui kegiatan kuliah kerja nyata.
Mahasiswa Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Undip, Atharida Salma Nafisa, hari ini (Minggu 1 Agustus 2021) menuturkan, yang dia lakukan adalah program diversifikasi hasil perikanan di Dusun Pogalan, Desa Karangkajen, Secang, Kabupaten Magelang.
Dipaparkan, pandemi ini membuat masyarakat tidak banyak berpergian agar dapat memutus mata rantai Covid-19. Selain itu, imun yang kuat juga diperlukan sebagai daya tahan tubuh dalam mencegah virus.
Salah satu cara dalam meningkatkan imun tubuh yaitu dengan mengonsumsi makanan bergizi terutama yang mengandung protein tinggi seperti ikan. “Karena protein berfungsi sebagai zat pembangun,” tuturnya.
Dikatakan, berdasarkan referensi dari Akbar D M dan Z Aidha dalam perilaku penerapan gizi seimbang masyarakat Kota Binjai pada masa pandemi Covid-19, pada kondisi pandemi Covid-19 ini diperlukan menu gizi yang seimbang.
Artinya setiap menu makanan harus mencakup nutrisi yang lengkap seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Akan tetapi, untuk membuat pondasi daya tahan tubuh yang kuat (building block), protein menjadi zat yang difokuskan.
Pelatihan
Oleh karena itu, lanjutnya, tercetuslah program pelatihan mengenai diversifikasi atau pengolahan hasil perikanan. Program itu bertujuan agar masyarakat dapat mengolah makanan bergizi dari rumah dengan variasi baru sebagai persediaan bahan pangan, sehingga tidak perlu berpergian.
Pemaparan materi kepada masyarakat dia lakukan beberapa hari lalu di Dusun Pogalan, Desa Karangkajen, Secang, Kabupaten Magelang. Mengundang ibu-ibu ke rumah dia dengan menerapkan protokol kesehatan.
Pelatihan diawali dengan pengisian soal pretest mengenai diversifikasi hasil perikanan, kemudian pemaparan materi pengolahan ikan lele menjadi nugget. Dilanjutkan dengan praktik atau demo secara langsung pembuatan nugget lele.
Dijelaskan, praktik membuat nugget lele itu pembuatannya tergolong mudah. Karena menggunakan bahan-bahan yang pada umumnya tersedia di rumah. Daging ikan lele, bawang putih, gula, garam, lada, dan telur dihaluskan menggunakan blender kemudian dicampur dengan tepung tapioka hingga adonan menjadi kalis.
“Adonan nugget kemudian dikukus, setelah matang nugget diiris sesuai selera dan dibalur dengan tepung terigu, telur, serta tepung panir,” terangnya.
Pelatihan diakhiri dengan pemberian poster diversifikasi hasil perikanan dan produk nugget kepada ibu-ibu di Dusun Pogalan. Program pelatihan itu dinilai sangat bermanfaat oleh ibu-ibu karena dengan adanya pelatihan dapat menambah wawasan baru.
Selain itu, pelatihan juga menambah keahlian dalam mengolah bahan pangan bergizi dari rumah menjadi olahan baru yang tidak monoton sehingga masyarakat tidak perlu berpergian untuk membeli bahan pangan diluar karena sudah memiliki persediaan.
Eko Priyono-Mul