SEMARANG (SUARABARU.ID) – Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia saat ini memicu sejumlah orang tergerak untuk berbagi disaat pandemi membantu sesama warga masyarakat dengan berbagai cara, salah satunya dengan membuat dapur darurat yang membagi-bagikan nasi bungkus ke warga yang membutuhkan.
Bertempat di salah satu ruko di Jalan Hayam Wuruk, Semarang, mulai pertengahan Juli hingga dua minggu lamanya, ruangan ruko yang biasanya dibuat dagangan aksesoris diubah menjadi dapur dadakan lengkap dengan kompor serta peralatan masak.
Dapur darurat ini sendiri diinisiasi oleh para anak-anak muda lintas komunitas Kota Semarang yang tergerak dengan situasi kondisi penerapan kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang membuat banyak warga Kota Semarang kesulitan memenuhi kebutuhan pangan akibat terbatasnya akses.
“Ide awalnya sebenarnya dari obrolan di media sosial soal bagaimana membantu warga yang kesulitan nyari makan saat tempat makan banyak yang tidak buka dan jalan-jalan ditutup,” kata Agus Setiawan salah satu penggagas dapur darurat.
Dari hasil rembukan tersebut tercetus penggalangan donasi berupa uang atapun bahan pangan yang nantinya siap diolah. Mulai dari beras, telur, sayur-sayuran, hingga bahan sembako lainnya terkumpul dari sumbangan donasi untuk kemudian dimasak oleh para relawan.
Selama dua minggu lamanya tidak kurang dari 300 nasi bungkus lengkap dengan lauk pauknya setiap hari dibagikan berkeliling ke setiap sudut Kota Semarang menggunakan mobil box yang juga dipinjamkan salah seorang donatur.
Nasi bungkus yang dibagikan juga sudah memenuhi standar gizi empat sehat lima sempurna sehingga sangat layak dikonsumsi. Para relawan yang memasak sangat menjaga kebersihan dan higienitas masakan yang dibuat.
“Relawan yang masak mengikuti protokol kesehatan dan juga sudah divaksin, termasuk yang berkeliling membagi-bagikan juga mengikuti prokes. Kegiatan dapur darurat ini inisiatif kami membantu warga terdampak pandemi Covid-19, khususnya di masa PPKM,” kata Hairon Maulana salah satu juru masak di dapur darurat.
Dirinya mengaku, dapur darurat ini akan terus dibuka sampai donasi dan stok bahan baku yang didapat dari para donatur habis semua. Sedangkan untuk pembagiannya sendiri dari para relawan akan terus berkeliling ke tempat-tempat yang lebih luas lagi di Kota Semarang tak hanya di tengah kota saja.
Agus Suling, salah satu pengamen di Kawasan Tugu Muda Semarang, mengaku sangat terbantu dengan adanya dapur darurat tersebut, dirinya mengaku selama masa PPKM merasa kesulitan karena tidak bisa mencari uang, padahal dirinya harus menghidupi keluarganya.
“Tiap hari saya ngamen dapatnya tidak seberapa karena sepi, dapat nasi bungkus ini dari anak-anak muda yang keliling ini sedikit mengurangi beban saya, apalagi saya ada keluarga. Kalau bisa tiap hari selama PPKM bantuan seperti ini ada terus,” katanya.
UMKM Bergerak Bantu Sesama
Tak hanya dari anak-anak muda lintas komunitas saja yang berinisiatif berbagi disaat pandemi dengan membuat dapur darurat, dari dunia UMKM Kota Semarang rupanya juga membuat gerakan ‘Bantu UMKM Bantu Sesama’ yang diinisiasi Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi.
Gerakan tersebut dimaksudkan agar UMKM juga mendapatkan dampak dari pihak – pihak yang memberikan bantuan kepada masyarakat di masa pandemi. Dengan begitu diharapkan baik masyarakat maupun UMKM yang terdampak pandemi bisa sama – sama terbantu.
Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi tersebut memberikan donasi kepada salah satu UMKM, yaitu Bubur Ayam Legenda di Jalan Majapahit, Kota Semarang. Bantuan tersebut guna membeli bubur siap santap yang nantinya akan disalurkan kepada warga yang sedang isolasi mandiri.
Hendi sendiri mengharapkan lebih banyak pihak lain lagi yang terlibat dalam gerakan seperti ini, sehingga secara luas dapat membantu banyak UMKM dan masyarakat.
“Hari ini hampir semua sektor merasakan dampak dari pandemi yang berkepanjangan, tidak terkecuali UMKM. Bila banyak pihak yang terlibat dalam gerakan ini, saya rasa selain masyarakat secara langsung bisa terbantu, UMKM juga ikut merasakannya,” terang Hendi.
Terhitung sejak awal Juli 2021, Bubur Ayam Legenda yang berlokasi di Jalan Majapahit telah membagikan secara gratis ratusan porsi bubur ayam untuk warga yang sedang melakukan isolasi mandiri karena positif Covid-19, serta warga tidak mampu yang terkena PHK.
Agar tidak menimbulkan kerumunan, bubur gratis itu pun disalurkan melalui ojek online. Pemilik Bubur Ayam Legenda, Romeo Julianto Sirait pun mengucapkan terima kasih karena Hendi turut mendukung usaha yang telah ia mulai.
“Terima kasih kepada Pak Hendi yang telah memberikan perhatian untuk warganya yang isoman. Bantuan ini pasti akan kami salurkan kembali untuk warga Semarang yang sedang isoman,” tutur Romeo.
Romeo sendiri mengaku setiap hari dapat membagikan sekitar 200 porsi bubur ayam bagi warga yang isoman dan tidak mampu karena PHK. Lantaran permintaan meningkat, pihaknya membagi dalam dua kali kloter yakni pagi dan sore hari.
Bagi warga yang isoman dapat memesan melalui aplikasi pesan singkat whatsapp menyertakan hasil PCR positif, dan cukup membayar ongkos kirim pemesanan driver ojek online.
Senada dengan Bubur Ayam Legenda, UMKM Kota Semarang lainnya, Mangut Semarang – Sambal Pantura juga tergerak membuat hal yang sama. Kuliner yang berbasis hidangan ikan laut siap santap dalam kemasan ini membagi-bagikan produknya kepada para tenaga kesehatan di sejumlah lokasi tempat isolasi pasien Covid-19.
Vikkirohman selaku produsen Mangut Semarang mengaku tergerak hatinya membantu para tenaga kesehatan lantaran mereka bekerja selama 24 jam penuh menjaga para pasien yang positif sehingga membutuhkan asupan yang cukup. Ditambah lagi dirinya juga merupakan seorang penyintas Covid-19 beberapa waktu lalu.
“Saya tergerak berbagi disaat pandemi, dari produksi setiap harinya sebagian dijual ke konsumen langganan dan sebagian saya donasikan ke para nakes. Tidak apa-apa saya mendapat untung sedikit, namun yang penting hal ini bisa membantu para nakes yang berjuang di garda depan pandemi,” katanya.