Oleh : Indria Mustika, M.Pd.
Dunia tersentak. Virus Corona yang baru terindentifikasi di Wuhan, Tiongkok akhir 2019 dengan cepat menyebar segala penjuru dunia. Virus yang menyerang sistem pernafasan, pneumonia akut sampai kematian ini kemudian oleh badan kesehatan dunia WHO ditetapkan sebagai pandemi global. Dalam waktu cepat, virus ini kemudian menjadi momok paling menakutkan.
Bahkan karena penyebarannya melalui kontak dan interaksi langsung antar manusia, virus ini kemudian merubah cara-cara orang berkehidupan, termasuk di Indonesia. Sebab salah satu cara yang efektif untuk memutus mata rantai penyebarannya adalah menghindarkan kontak dan interaksi langsung antar manusia
Karena itu tinggal di rumah sembari menjaga seluruh isi rumah tetap steril dari penyebaran virus, dan imunitas tubuh yang tetap terpelihara menjadi langkah antisipasi yang direkomendasikan oleh WHO. Bahkan kemudian Presiden Joko Widodo memperkenalkan satu konsep memutus mata rantai itu dengan serangkaian tindakan: sekolah di rumah, ibadah di rumah, dan bekerja dari rumah sebagai impelementasi peringatan global, social distancing dan psycal distancing.
Dalam keadaan darurat itu kemudian para pelajar disemua jenjang pendidikan “dirumahkan” untuk belajar mandiri dalam jangka waktu yang disebut dinamis. Sebab kapan mereka dapat kembali menikmati proses belajar mengajar yang wajar di sekolah, sangat ditentukan ketuntasan pemerintah dan masyarakat menyelesaikan penyebaran virus ini. Sementara dari data yang ada jumlah penyebaran dan korbannya masih saja terus bertambah.
Bahkan virus yang semula hanya menyerang orang dewasa yang rentan, kini mulai merambah menyerang anak-anak. Berdasarkan data Satgas Covid-19, pada bulan Juni lalu 12,6 % anak di Indonesia diketahui terpapar Covid-19. Dari jumlah ini, 2,9 % terjadi pada anak usia 0-5 tahun. Sedangkan 9,7 persen menimpa anak suia 6-18 tahun.
Sementara angka kematian anak akibat Covid-19 tercatat 1,2 persen dari 55.949 total kematian Covid-19 di Indonesia. Kematian anak ini terdiri 0,6 persen anak usia 0-5 tahun dan 0,6 persen anak usia 6 – 18 tahun. Ini berarti 671 anak usia 0-18 tahun meninggal akibat Covid-19.
Tidak Mudah
Pertanyaannya kemudian, mudahkah anak belajar mandiri dirumah?. Bagi sebagian kecil sekolah, guru, anak dan orang tua belajar dalam jaringan atau belajar online dengan menggunakan faslitas teknologi tidak menjadi persoalan. Sebab pada kelompok kecil ini, hal demikian sudah biasa dilakukan. Namun tidak bagi sebagian besar anak dan bahkan guru di Indonesia.
Karena itu pada situasi darurat ini posisi Ibu sangat penting untuk menjadi pendamping putra-putrinya belajar mandiri di rumah. Walaupun tidak mudah untuk menghadirkan kelas yang menyenangkan di rumah bagi yang belum pernah melakukan. Berikut ada beberapa cara Ibu menjadi guru yang efektif bagi putra-putri ditengah ancaman pandemi global covid – 19.
Pertama; Ajak anak terlibat dalam gerakan melawan covid-19. Jika anak tidak diberikan pemahaman mengapa mereka harus belajar di rumah, maka bisa saja meraka menganggap belajar mandiri di rumah adalah libur sekolah. Padahal belajar mandiri ini adalah untuk memutus mata rantai penyebaran virus melalui kontak dan interaksi langsung dengan tetap memanfaatkan waktu pada masa darurat ini dengan Karena itu, mengajak anak terlibat dalam gerakan melawan virus corona sangat penting. Caranya dengan mengedukasi anak semua protokol kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah.
Kedua; Bangun komunikasi dengan guru. Jika ada kesulitan untuk memahami tahapan pelajaran yang harus dipelajari oleh anak anda selama belajar di rumah, ada baiknya anda segera membangun komunikasi dan konsultasi dengan guru. Dengan demikian anda dapat mendampingi anak sesuai tahapan materi ajar yang diberikan oleh guru.
Ketiga; Pahami bahwa anak anda sedang proses belajar. Setiap anak memiliki cara yang belajar yang berbeda. Berikan ruang dan kesempatan anak anda belajar dengan cara yang ia sukai. Bukan cara anda. Pahami bahwa anak anda sedang mengikuti proses belajar, untuk menguasai dan memahami pelajaran secara bertahap. Jika karena itu ia salah, jangan pernah memarahi atau membandingkan dengan anak lain. Sebab jika anda melakukan itu, justru akan mematahkan semangat belajar anak anda.
Keempat; Anda harus mengerti tugas sekolah yang harus dikerjakan. Komunikasi dengan anak bagian penting dalam membimbing anak anda dalam belajar mandiri di rumah . Karena itu anda harus memiliki informasi tentang tugas-tugas yang akan dikerjakan oleh anak anda. Dengan demikian anda dapat mengingatkan anak anda jika ia lupa.
Kelima; Susun bersama jadwal kegiatan anak dan keluarga. Jadwal ini disusun bersama dengan memadukan jadwal pelajaran di sekolah, kegiatan keluarga, waktu istirahat serta waktu pribadi bagi anak. Bimbing anak anda menggunakan waktu ini dengan baik. Tetapkan bersama satu ada dua kegiatan rutin yang dilakukan bersama-sama di rumah dengan anggota keluarga yang lain. Dengan demikian anda mengajar anak untuk bekerjasama, disiplin dan bertanggung jawab.
Keenam; Siapkan fasilitas yang memadai sesuai kemampuan. Fasilitas belajar perlu disiapkan sesuai dengan kemampuan. Sebab fasilitas belajar ini sangat penting dan memiliki pengaruh signifikan terhadap hasil belajar anak anda karena dapat menumbuhkan motivasi dan minat belajar. Fasilitas ini bisa berupa alat tulis, buku, android, tempat belajar mupun fasilitas belajar lain untuk mendukung anak belajar secara individual di rumah.
Ketujuh; Belajarlah materi pelajaran anak. Jika anda ingin dapat membantu anak belajar mandiri di rumah, salah satu cara yang baik adalah anda harus mengerti tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari oleh Dengan demikian anda dapat membantu ketika mereka mengalami kesulitan. Atau anda bisa berkonsultasi dengan guru anak anda.
Kedelapan; Berikan anak Anda waktu pribadi. Sebaiknya orang tua memberikan waktu pribadi bagi anak untuk memilih aktivitas yang ia inginkan. Tugas anda hanya memberikan pengertian agar mereka dapat manfaatkan waktu dengan baik, benar dan bertanggung jawab.
Kesembilan; Berikan kasih sayang dan perhatian. Tidak mudah bagi anak yang sejak masa usia sekolah berada diluar rumah, beriteraksi dengan lingkungan sekolah dan teman-temannya, tiba-tiba saja harus berada dirumah untuk jangka waktu yang tidak ditentukan. Karena itu kasih sayang dan perhatian diharapkan akan membuat anak-anak betah tinggal dirumah.
Semoga kita sekalian diberikan kesungguhan dan kemampuan untuk membantu dan membimbing anak-anak kita untuk terus belajar dirumah ditengah-tengah ancaman virus corona. Sebab dengan cara itu kita dapat menjaga semangat mereka agar terus mengembangkan kebiasaan dan bahkan budaya belajar dalam keadaan sesulit apapun
Penulis adalah guru SMKN 2 Jepara dan Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran Tata Busana Provinsi Jawa Tengah