blank
dr Inggrid Camelia

JEPARA(SUARABARU.ID) – dr Inggrid Camelia, bisa jadi merupakan salah satu tenaga kesehatan yang pernah berada disatu titik dimana  kematian rasanya  telah begitu dekat. Sebab daya imunitasnya turun drastis hingga ia merasa tidak mampu lagi melawan keganasan virus Corona.

“Pada titik ini rasanya kematian sudah di depan mata, karena badan sudah tidak bisa merasakan apa-apa lagi,” tulis Inggrid di akun Instagramnya. Ia juga pernah merasakan sesak nafas yang luar biasa karena tidak mendapatkan oksigen saat menjalani isolasi mandiri.

blank
dr Inggrid Camelia, dirikan Komunitas Jepara Bantu Jepara

Semula ketika dinyatakan terkonfirmasi Covid-19, Inggrid memang merasa hanya perlu melakukan isman dirumah. Sebab disamping masih muda dia mengaku tidak memiliki komorbit.

Namun ternyata kondisnya tidak semakin membaik. Sesak nafas, demam hampir 40 derajat disertai  batuk hampir 15 detik sekali. Bahkan parahnya  setelah seminghgu isman, terjadi penggumpalan darah hingga harus dilarikan ke rumah sakit yang waktu itu tidak mudah mendapatkannya.

Ternyata setelah mendapatkan rumah sakit,  memang ditemukan penggumpalan darah. “Akhirnya tiap hari disuntik di perut. Juga harus diambil darah arteri  yang rasanya sakit 10 kali lipat jika dibandingkan  diambil di vena,” ujar Inggrid.

blank
dr Inggrid Camelia, merasakan kematian begitu dekat

“Belum lagi harus minum obat 8-10 butir. Padahal makan sedikit saja rasanya ingin muntah,”  tutur Inggrid mengenang gari-hari kelamnya bersama Covid-19 diruang isolasi selama sepekan.

Karena itu  sampai detik ini dokter kelahiran Jepara 28 Maret 1992  masih saja tidak percaya kok Allah baik banget hingga ia bisa sembuh.  Padahal jika flash back  rasanya tidak mungkin lagi survive.

Karena itu ketika ia sudah dinyatakan sembuh sekitar 15 hari yang lalu,  walaupun kondisinya belum pulih benar,  anak pertama dari 3 bersaudara,  putri pasangan Drs Ingga Tejo Suroto dan Dra Rr Lutfia Isnaeni ingin mengucapkan syukur kepada Allah yang telah demikian baik menjaga dan menyembuhkannya. Caranya dengan mendirikan komunitas relawan Covid-19  yang diberi nama Jepara Bantu Jepara.

Tujuannya menurut Inggrid  untuk sedkkit meringankan beban warga masyarakat yang  sedang  menjalani hari kelam bersama Covid-19. “Saya mengalami sendiri,    sakit Covid-19  benar-benar  menyiksa,” ujar alumni SMPN 1 dan SMAN 1 Jepara ini.

Belum lagi yang kemudian berdampak secara ekonomi. Jadi  tau rasanya betapa sulitnya kondisi yang dihadapi oleh masyarakat saat ini. Karena itu saya mulai membuat gerakan ini,” ujar pemilik Caffe Kopi Lain Hati Jepara.

Karena itu bersama relawan yang lain, sekitar seminggu yang lalu  dr. Inggrid Camelia mendirikan komunitas Jepara Bantu Jepara.  Tim  relawan ini terdiri dari Inggrid Camelia sebagai koordinator utama, sekretaris, bendahara, admin, penanggung jawab  oksigen, koordinator relawan hingga relawan tiap kecamatan. Jumlahnya sekitar 20 orang.

“Disamping memberikan bantuan berupa pinjaman tabung oksigen, tim juga siap membantu mencarikan atau membelikan warga yang sakit dan harus menjalani islolasi mandiri,” ujar Inggrid Camelia yang setelah 2 tahun bekerja menjadi dokter perusahaan di PLTU Tanjung Jati B memilih mengundurkan diri. Ia ingin praktik mandiri.

Menurut Inggrid, pasien yang ingin minta bantuan makanan atau  tabung oksigen pertama-tama  menghubungi admin terlebih dulu di nomor 0851 5986 2955. Kemudian admin akan memfilter pasien tersebut apakah memenuhi kriteria atau tidak.

“Jika lolos akan diminta mengisi google form. Setelah itu akan diproses oleh sekretaris dan koordinator relawan untuk dicarikan relawan sesuai domisili kecamatannya untuk membantu,” terang  alumni  Fakultas Kedokteran Undip  Semarang yang kemudian menjalani   internship di RSUD Sabu Raijua Nusa Tenggara Timur.

Sedangkan sumber biaya gerakan ini awalnya dari  kantong pribadi Inggrid.  “Namun semakin lama semakin banyak yang ambil bagian sebagai donatur. Kami juga menerima donasi tabung oksigen baik dari para penyintas Covid-19 maupun yang lain. Kini telah ada 12 tabung dan semua sudah dipinjam oleh pasien yang menjalani isolasi mandiri,” tutur Inggrid yang memiliki hobby main gitar dan nonton film ini.

Hadepe – L