blank
Ketua Ketua PC Ikatan Apoteker Indonesia Jepara Bahtiyar Rouf.

JEPARA (SUARABARU.ID) – Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Cabang Jepara berkomitmen menjaga ketersedian obat dan vitamin terapi Covid-19 di pasaran. Dengan begitu masyarakat akan mudah mendapatkan obat terapi Covid dengan harga terjangkau.

“Kami berkomitmen menjaga ketersedian obat terapi Covid-19, yang saat ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat,” kata Ketua Ketua PC IAI Jepara Bahtiyar Rouf, Minggu (11/7/2021) siang.

blank
Ketua Ketua PC IAI Jepara Bahtiyar Rouf

Dikatakan Bahtiyar, dalam situasi pandemi ini, apoteker-apotek siap melayani kebutuhan obat masyarakat, vitamin dan alat kesehatan. Dengan pemerintah daerah, pihaknya berkomitmen memastikan kesediaan obat dan vitamin khususnya terapi Covid-19 yang hari ini sangat dibutuhkan.

“Permintaan kami ke distributor atau Pedagang Besar Farmasi (PBF) sudah kami tingkatkan di masa pandemi. Kami selalu cek stok obat setiap hari, dan memesannya sebelum kehabisan stok obat. jika ada obat kosong di apotek itu murni karena proses keterlambatan distribusi atau banyaknya orderan ke PBF di seluruh provinsi Jateng. bisa jadi, kebijakan produsen obat itu sendiri,” kata dia.

blank
PAI memastikan ketersediaan obat terapi Covid-19

Sebagimana Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/4826/2021 tentang Harga Eceran Tertinggi (HET) obat dalam masa pandemi Covid-19, mereka siap mengikuti aturan tersebut.

“Kami tidak pernah menaikkan harga obat di atas ketentuan HET, jika ada yg menjual di atas HET, bisa jadi karena harga yang diberikan distributor atau harga beli sudah diatas HET. Namun saya sudah sampaikan kepada anggota agar tetap pada harga sesuai aturan,” katanya.

Misalnya saja terkait harga obat Azithromycin, antara harga beli dari PBF dan HET SK Menkes sangat berbeda. Dampaknya obat tersebut langka di apotek karena PBF tidak berani melayani suplier sebab harga yang masih di atas HET tersebut.

“HET Menkes untuk Azithromycin Rp. 1700 per tablet.  Padahal apotek dari PBF sudah Rpn4.480, bahkan ada yang lebih. Harusnya dari pabrik (hulu) jual di bawah Rp 1700, kami di apotek (hilir) akan menjual Rp 1700, per tablet,” katanya.

Harapannya, ada penyesuaian antara HET dengan harga distributor atau PBF. Selama pandemi, pekerja atau apoteker ini juga berisiko tinggi terpapar Covid. Tapi mereka tetap konsisten melaksanakn tugas, untuk melayani masyarakat.

Hadepe – D