JEPARA (SUARABARU.ID)- Kasus kematian di Jepara, baik dalam status probabel maupun terkonfirmasi Covid-19 terus meroket. Hari Minggu (13/6-2021) sejak jam 01.00 sampai jam 19.42 Wib tercatat ada 20 kasus kamatian.
Ini angka kematian harian tertinggi selama kasus ini muncul di Jepara. Kematian terakhir adalah seorang perempuan warga Kelurahan Pingkol yang dirawat di RS PKU Muhamadyah Mayong. Dua hari yang lalu , suaminya juga meninggal dunia dengan status yang sama.
Sementara itu, jumlah warga yang terkonfirmasi Covid19 yang diumumkan Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Jepara juga mencapai angka harian tertinggi yaitu 225 kasus. Hingga total warga Jepara yang terkonfirmasi mencapai 10.013 orang.
Dari jumlah tersebut 1.712 orang masih dalam status terkonfirmasi. Ironisnya dari jumlah tersebut 1.572 orang menjalani isolasi mandiri dirumah masing-masing. Hanya 140 orang yang dirawat di rumah sakit dalam daerah dan luar daerah.
Sementara jumlah nakes yang terpapar Covid-19 pasca liburan lebaran diperkirakan telah mencapai 125 orang, diantaranya lebih 15 dokter umum, dokter spesialis dan dokter gigi. Satu orang nakes dari RSUD RA Kartini kemarin meniggal dunia.
Sementara rumah sakit tidak mampu lagi menampung pasien rawat inap. Bahkan RSUD RA Kartini pada Minggu malam jam 19.00 WIB tercatat daftar antriannya mencapai 55 orang lebih.
“Saya tadi masuk daftar antrian 52,” Ngateno warga Karanggondang yang kakaknya ingin rawat inap karena kondisinya memburuk setelah dinyatakan reaktif saat swab antigen. Ia juga mengaku telah menghubungi RS Graha, RSI Sultan Hadirin, Rumah Sakit Kelet dan rumah sakit Mayong tetapi semua penuh.
Klaster bank
Berdasarkan penelusuran SUARABARU.ID dalam pengumuman semalam, terdapat pengembangan klaster PLTU di Bandengan, Bapangan, Kuwasen, Bangsri, Mlonggo dan Kembang. Juga banyaknya pengembangan klaster pabrik di Nalumsari, Mayong dan Kalinyamatan serta Pecangaan. Ada juga sebuah bank BUMN yang 4 orang karyawannya terkonfirmasi positif Covid-19.
Hadepe