blank
Wali Kota semarang, Hendrar Prihadi, naik taksi online Foto: Ist.

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Hari Transportasi Umum yang mulai digelar setiap hari Selasa selama sebulan penuh di lingkungan Pemerintah Kota Semarang mulai dijalankan hari pertama pelaksanaannya pada Selasa, 8 Juni 2021.

Sedari pagi di seluruh kantor-kantor pemerintahan Kota Semarang semua pegawainya baik ASN dan non-ASN tidak diperkenankan membawa kendaraan pribadi dan harus menggunakan moda transportasi umum atau daring.

Tak luput, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, dan Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, juga menggunakan sarana transportasi daring untuk datang ke Balai Kota Semarang.

Sedangkan Ketua DPRD Kota Semarang, Kadarlusman, memilih menggunakan angkot jurusan Mangkang – Johar.

blank
Ketua DPRD Kadarlusman naik angkot jurusan Mangkang-Johar. Foto: Ist

Silih berganti halaman Balai Kota Semarang yang sudah steril dari parkir kendaraan diisi sejumlah pegawai yang turun dari sejumlah angkutan umum atau taksi/ojek online. Tak ketinggalan pihak Dishub Kota Semarang juga telah menyiapkan drop zone di luar Balai Kota Semarang.

“Saya naik Maxim dari rumah (Lempongsari) tarif resminya Rp 43 ribu. Saya naik mobil soalnya ada acara resmi pakai baju lengan panjang. Jadi berangkatnya naik mobil, nah nanti pulangnya bisa pilih alternatif lain,” kata Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi yang datang sekira pukul 07.20 WIB.

Senada dengan wali kota yang biasa disapa Hendi, Wakil Wali Kota Semarang yang biasa disapa Mbak Ita juga menggunakan moda tranportasi daring untuk berangkat kerja. Datang tak berselang lama setelah Hendi, Ita mengaku sangat nyaman dengan transportasi yang digunakannya.

“Pakai transportasi umum tidak repot, apalagi ini bersih (kendaraannya) dan ada penyekatnya. Secara protokol kesehatan sangat aman, jadi warga masyarakat tidak perlu khawatir dan jangan takut naik kendaraan umum,” katanya.

Sementara itu, Kadarlusman memilih moda trasportasi angkot lantaran ingin lebih berbagi dengan para sopir angkot. Walau awalnya ingin menggunakan BRT, namun dirinya akhirnya tetap memilih menggunakan angkot.

“Kemarin inginnya naik BRT tapi kemungkinan rame dan turunnya tidak bisa langsung di depan balai kota, jadi saya memilih naik angkot dan nyambung lagi sampai depan balai kota, naik angkot juga terbatas tidak sampai berjubel dan tetap nyaman,” katanya.

Politisi yang biasa disapa Pilus ini berharap kegiatan naik angkutan umum tersebut bisa diteruskan tak hanya setiap hari Selasa saja, walau dihari pertama pelaksanaan ditujukan kepada para pegawai negeri dilingkungan Pemkot Semarang, namun seterusnya bisa diikuti oleh warga masyarakat.

“Mudah – mudahan Selasa berikutnya warga masyarakat bisa ikut berpartisipasi dalam rangka hari lingkungan hidup, ini juga untuk mengurangi pencemaran polusi dan kebisingan,” katanya.