SUKOHARJO– Bank Sampah Bunga Raya bersama dengan Politeknik Santo Paulus Surakarta menggelar pelatihan pembuatan sabun yang berasal dari minyak jelantah di Desa Purbayan, Baki, Sukoharjo baru-baru ini.
Kegiatan tersebut merupakan salah satu wujud kegiatan memanfaatkan minyak yang sudah bekas dan tidak layak dikonsumsi menjadi sesuatu yang bermanfaat.
Dosen Politeknik Santo Paulus Surakarta Fransisca Harumi P., S. TP., M. Sc. selaku salah satu pemateri, menyampaikan bahwa salah satu kriteria minyak jelantah adalah minyak yang akan menimbulkan asap yang banyak ketika digunakan (smoking point).
Selain itu, menurut Henny Parida Hutapea, S. Si., M. Sc, trainer dalam kegiatan tersebut bahwa minyak jelantah ketika digunakan untuk menggoreng bahan makanan akan menimbukan rasa gatal. Pada kondisi itu, nilai gizi minyak sudah menurun drastis.
“Minyak jelantah adalah salah satu sampah yang di hasilkan di sebagian rumah tangga, kebanyakan minyak jelantah selama dibuang begitu saja di selokan, sehingga pemanfaatan minyak jelantah menjadi sabun adalah langkah untuk langkah konkrit bersahabat dengan bumi karena tidak mencemari lingkungan”ungkap Henny.
Sabun yang dihasilkan bisa digunakan untuk mencuci lap kotor atau kain asalkan bukan digunakan untuk sabun mandi.
Bahan- bahan yang digunakan pun mudah didapat sehingga bisa dipraktekkan dan menjadi produk unggulan dari bank sampah.
Bank sampah yang memiliki anggota lebih dari 30 orang ini, sudah berjalan dua tahun aktif mengajak para nasabahnya untuk memilah sampah, baik plastik, kertas dan minyak jelantah. Kegiatan penyetoran sampah dilakukan setiap sebulan sekali, ungkap Nanik Purwati, SH selaku manager Bank Sampah Bunga Raya.
Saiful Hadi