Wakil Bupati Wonosobo M Albar ketika mendampingi Tim Penilai dari Provinsi Jawa Tengah. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO (SUARABARU.ID)-Domba Wonosobo (Dombos) merupakan Sumber Daya Genetik Hewan (SDGH) berjenis kambing di wilayah pegunungan Wonosobo.

Awalnya kambing jenis domba ini dikenal dengan nama Domba Texel. Namun semenjak tahun 2006 disebut dengan nama Dombos, seiring dengan diresmikannya nama tersebut oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

“Domba Wonosobo atau disebut dengan Dombos telah ditetapkan sebagai salah satu rumpun ternak lokal Indonesia, berdasarkan SK Menteri Pertanian Nomor 2915/Kpts/OT.140/ 6/2011,” demikian ditegaskan Wakil Bupati, M Albar saat menerima Tim Penilai Lomba Kelompok Tani Berprestasi Tingkat Provinsi Jateng di Balai Desa Bomerto, Kamis (27/5).

Wakil Bupati M Albar menambahkan, sesuai potensi yang dimiliki, ternak Dombos dapat dikembangkan untuk tujuan produksi daging dan bulu (wool).

Sebagai penghasil daging, ternak ini mempunyai pertumbuhan yang cepat. Domba ini juga dikembangkan sebagai penghasil bulu, karena domba ini berbulu lebat diseluruh tubuhnya kecuali pada bagian muka, kaki dan perut bagian bawah.

“Bulunya (wool) mempunyai kualitas tinggi yang dapat diolah menjadi produk kerajinan rumah tangga yang bernilai ekonomi tinggi,” tambahnya.

Disela menerima kunjungan bersama Tim Juri di Kelompok Ternak Dombos Dusun Ponjen Desa Bomerto, Wakil Bupati menyampaikan apresiasi atas kerja keras peternak Dombos dan Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan dalam upayanya membudidayakan Dombos.

“Sehingga berkat kerja keras yang senantiasa dilakukan, Dombos berkualitas dapat dibudidayakan. Saya minta agar upaya ini terus berlanjut, sehingga kualitas ternak dapat terjaga dengan baik, dan produk yang dihasilkan pun terjaga kualitasnya,” tegasnya.

Nilai Ekonomi

Wakil Bupati Wonosobo M Albar ketika berada di kandang kambing Dombos Dusun Ponjen Bomerto. Foto : SB/Muharno Zarka

Seperti diketahui Dusun Ponjen Desa Bomerto Wonosobo merupakan salah satu kampung yang ada di Wonosobo, yang menjadi sentra budidaya Dombos yang bernilai ekonomi tinggi.

Baik daging ataupun bulunya. Selain untuk wool bulunya bisa di manfaatkan sebagai bahan berbagai kerajinan, dengan dipadukan dengan kulit rami (daun rami merupakan pakan utama Dombos) dimulai dari peci, tas hingga rompi anti peluru.

Dombos ini bernilai ekonomi tinggi, terutama bulunya. Selain untuk bahan wool, peternak di sini juga membuat berbagai kerajinan yang terbuat dari bulunya yang dipadukan dengan serat kulit rami.

“Mulai dari peci, tas, hingga rompi tahan peluru dan saat ini permintaan dari luar semakin meningkat,” ungkap Ketua Kelompok Tani Ternak Dombos Kampung Ponjen, Rosid Al Usman.

Sementara itu Plt. Kabid Prasarana, Sarana dan Penyuluhan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah, yang bertindak sebagai Koordinator Tim Penilai KTT Domba, drh Alif Nurchan, menyampaikan lomba kelompok tani ternak ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan kelompok tani yang ada di Jateng.

Ditegaskan Alif, hal itu sesuai amanat UU No. 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani. Dimana pada poin Petani tersebut didalamnya juga mencakup pada kesejahteraan peternak dan pekebun.

“Jadi sesuai amanat UU dan Perda tersebut, tujuan lomba ini adalah untuk peningkatan kapasitas kemampuan kelompok petani yang punya output peningkatan produktifitas yang fokusnya pada peningkatan kesejahteraan anggota kelompok tani tersebut,” tegasnya.

Muharno Zarka

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini