KEBUMEN (SUARABARU.ID) – Milangkori Tour kembali mengadakan wisata bertema konservasi di kawasan Geopark (taman bumi) Nasional Karangsambung-Karangbolong, di muara Sungai Bodo, Kecamatan Ayah, Kebumen, Minggu (11/4).
Kegiatan diadakan di muara Sungai Bodo, Kecamatan Ayah, berbatasan dengan Cilacap itu telah ditanam sekitar 500 bibit pohon bakau. Penanaman dilakukan oleh tiga puluh wisatawan dari Kebumen, Jogjakarta dan Cilacap, serta difasilitasi oleh komunitas peduli lingkungan kelompok tani hutan (KTH) Pansela.
Acara diawali menelusuri keindahan kawasan hutan mangrove di Pantai Ayah yang sudah ditetapkan sebagai Kawasan Ekologi Esensial (KEE). Di sini para peserta mendapatkan paparan dari salah satu aktivis Pansela, Agus Saptanudin, seputar manfaat hutan mangrove, baik dari aspek lingkungan maupun perlindungan terhadap bencana.
Dia mengungkapkan berbagai tantangan yang dihadapi dalam pelestarian kawasan seperti adanya aktivitas yang tidak ramah lingkungan serta keberadaan sampah.
Peserta kemudian dibawa ke kawasan muara sungai, tepatnya di kawasan Sigong. Di sana telah disiapkan bibit bakau beserta peralatan penananamannya. Sekalipun harus masuk ke air berlumpur, para peserta tetap antusiasmenanam bibit bakau.
Yang menarik, penyelenggara menyiapkan papan kayu bagi para penanam untuk menuliskan nama serta harapan yang akan disematkan pada pohon bakau yang ditanam.
Wisata Edukatif
Menurut pimpinan Milangkori Tour, Sigit Asmodiwongso, bibit yang ditanam dibeli menggunakan dana yang dihimpun dari para wisatawan serta donatur. Selain dibelikan bibit, sebagian dana diserahkan kepada KTH Pansela untuk biaya perawatan.
Lebih jauh Sigit menerangkan, kegiatan ini merupakan rangkaian dari paket wisata edukatif bertema geofuntrip. Dalam kegiatan ini, selain mengajak wisatawan menikmati pesona berbagai sudut cantik di kawasan geopark, juga dilakukan kegiatan dan paparan edukatif untuk menggugah keterlibatan wisatawan dalam aksi konservasi.
Pihaknya sudah meluncurkan wisata geofuntrip sejak pertengahan tahun lalu. Paket yang telah dikembangkan antara lain menjejak Lantai Samudera Purba, menelusur Gua Kapur, menabung air di Bukit Karst dan Merawat Pertiwi.
“Semua kegiatan mengambil tema unsur-unsur yang dimiliki Geopark Karangsambung-Karangbolong baik dari aspek geologi, hayati maupun budaya dan masyarakatnya,”jelas Sigit.
Salah satu peserta, Fajar Ellyas yang bergabung bersama keluarga mengungkapkan kesan positifnya atas kegiatan ini.
Fajar mengaku, wisata semacam ini tidak hanya seru dan menyenangkan, namun juga menambah wawasan serta membangkitkan kepedulian untuk melestarikan lingkungan. Hal ini tidak saja berlaku untuk peserta dewasa, namun sangat penting bagi remaja anak-anak,”ungkap Fajar yang putri kecilnya tak ragu masuk ke dalam lumpur untuk ikut menanam bakau.
Selain melakukan penanaman bakau, para peserta juga diajak melakukan trekking menyusuri salah satu sudut Kawasan Karst Gombong Selatan, tepatnya di Desa Candirenggo, Ayah.
Pengunjung diajak ke salah satu spot tersembunyi yang menyimpan kekayaan ekologis sebelum kemudian diajak menikmati kesegaran air terjun di Curut Leses. Rasa letih pun terhapus keindahan panorama alam dan percikan air yang segar.
Komper Wardopo