JEPARA (SUARABARU.ID)– Dalam rangka memperkuat data pengajuan Ratu Kalinyamat sebagai pahlawan nasional maka telah didapatkan sejumlah literatur yang menjadi sumber primer.
Catatan tentang Ratu Kalinyamat yang terdapat dalam buku buku Portugis tersebut menjadi bahan kajian dalam Seminar Nasional Penjelajahan Catatan Portugis : Rainha de Japara atau Ratu Kalinyamat yang berlangsung di Grand Rama Ballroom, Hotel Patrajasa Semarang, Rabu 32/3-2021.
Seminar yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Ratu Kalinyamat Unisnu Jepara dan Yayasan Dharma Bakti Lestari ini ini diikuti oleh kalangan akademisi dan mahahasiswa.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dalam sambutannya menyatakan dukungannya terhadap pengusulan Ratu Kalinyamat sebagai pahlawan nasional. “Perlu diperkuat bukti-bukti dan sumber kesejarahan yang ada.,” ujar Ganjar Pranowo
Menurut Ganjar, proses pengungkapan fakta sejarah memang memerlukan waktu yang panjang. ‘Namun itu harus dilakukan untuk.memastikan fakta sejarah yang ada ” ungkap Ganjar Pranowo. Kendati demikian proses panjang itu dapat mempertebal kebanggaan kita sebagai sebuah bangsa, tambahnya.
Sementara Wakil Ketua MPRI, Lestari Moerdijat yang menjadi inisiator pengajuan Ratu Kalinyamat sebagai pahlawan nasional menyatakan, peran penguasa Jepara sangat besar dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia.
Sementara Dr Alamsyah, dari FIB Undip menjelaskan, telah ada artefak berupa masjid Mantingan dan telah ditemukan sumber-sumber primer serta sumber skunder. “Rainha de Japara tercatat dalam banyak sumber sejarah yang ditulis bangsa Portugal. Berdasarkan sumber primer dan histeriogragi tradisonal, Rainha de Jepara adalah Ratukalinyanat,’ ujar Dr. Alamsyah.
Dalam seminar yang dipandu Irwansyah ini menghadirkan sejumlah pembicara. Diantaranya adalah Dr Widya Nayati, Dr Connie Rahakundinie Bakri, Daya Wijaya.
Disamping itu juga ada Prof. Vitor Teixeira dari Universidade Catolica Portuguese,Porto. Portugal . Ia menyampaikan beberapa sumber primer baik dalam bentuk buku maupun catatan-catatan penguasa Portugal saat itu.
Hadepe – ua