blank
Foto: dok/ist

Oleh: Ida Musofiana SH MH

blank
Foto: dok/ist

MARET 2021 dilaksanakan KKN Tematik Covid-19 Periode XI Unissula. Kelompok 167 yang terdiri dari empat anggota, masing-masing Fathurrahman Daffa Faiz, Laksa Ulya Annatsa, Mumtaza Waskithanning Nis Shafira (Fakultas Bahasa dan Ilmu Komunikasi dan Febtina Hendiannisa Puti (Fakultas Psikologi) melaksanakan KKN di Dukuh Karanggeneng, Desa Sumurrejo, Kecamatan Gunungpati, Semarang, dengan program kerja menyelenggarakan webinar dengan tema ‘Langkah Pasti Menghadapi Pandemi’.

Acara webinar dihadiri Kepala Desa, Ketua RT, Ketua RW dan para warga setempat, sekaligus dihadiri secara daring (melalui zoom meeting) oleh para narasumber, mahasiswa lain kelompok dan khalayak umum.

Sebagai narasumber dalam acara webinar ini, Ida Musofiana SH MH, yang juga sebagai Dosen Pembimbing Lapangan dan Fajar Priyo Legowo (mahasiswa Canterbury Business College University Autralia).

BACA JUGA: KKN Unissula Efektivitas Pembelajaran Daring di Bangsri Jepara

Ida Musofiana sebagai narasumber menyampaikan materi tentang Anak dan Media Sosial di Masa Pandemi. Materi yang disampaikan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan mentransfer wawasan tentang media sosial bagi anak di masa pandemi.

Terlebih pada masa pandemi, sektor pendidikan dilaksanakan secara daring (melalui internet), tidak menutup peluang anak semakin sering berhadapan dengan layar laptop maupun handphone, akan mengalami kebosanan.

Rasa bosan yang muncul sering kali digunakan untuk bermain game online maupun media sosial lain, entah itu Facebook, Instagram, Twitter, maupun nonton video di YouTube.

BACA JUGA: Prodi PBSI Unissula Gelar Workshop Kurikulum MBKM

Masa pandemi covid-19 ini, banyak berdampak tidak hanya bagi laki-laki namun juga perempuan. Bapak dan Ibu di dalam rumah tangga sebagai sebagai orang tua memiliki tugas menjadi guru bagi anak-anaknya yang masih sekolah, mendampingi serta mengarahkan anak-anaknya dalam masa sekolah dari rumah.

Ada pertanyaan dari masyarakat setempat, Bapak Arif bertanya bagaimana mengahadapi anak yang malas untuk sekolah via daring. Sebenarnya sekolahnya masuk, akan tetapi karena sekolahnya dari rumah, dikiranya sekolahnya libur.

Jawaban yang terlontar, menghadapi anak yang mengalami hal seperti ini dihadapi dengan cara: Pertama, ajak anak untuk komunikasi dengan bahasa yang mudah dan dapat dimengerti.

BACA JUGA: Tim Tari PGSD Unissula Raih Juara Favorit dalam Ajang Lomba Tari Nasional

”Bahwa masa pandemi sekolahnya daring nak, untuk mencegah kumpul-kumpul banyak orang, sekolahnya dari rumah dengan cara online”.

Cara kedua dengan memberikan contoh. Meski pandemi kegiatan di rumah, tetap beraktivitas bergerak tidak malah mager (malas gerak). Karena anak lebih mudah meniru, mencontoh apa yang dilakukan orangtuanya, daripada mendengarkan nasihatnya.

Cara ketiga bagi orang tua yang bekerja, atau berangkat pagi pulang sore atau bahkan malam, tidak sempat berkomunikasi dengan anak, cara paling ampuh atau malahan mustajab yaitu didoakan.

BACA JUGA: KKN Unissula Menyoal Vaksin Dalam Perspektif Agama

Berdoa cara terbaik dari yang paling baik. Semoga anak-anak kita menjadi anak yang sholeh dan sholehah.

Narasumber kedua Fajar Priyo Legowo, berbagi cerita atau sharing pengalaman kehidupan pada masa pandemi di Australia. Pengalaman yang dibagikan Fajar Priyo, mendapatkan antusiasme para mahasiswa.

Kehidupan di Australia juga berpengaruh selama masa pandemi, di antaranya bagi para pekerja part time. Fajar Priyo Legowo selain sebagai mahasiswa di Canterbury Business College University, dia juga memiliki kesibukan kerja part time sebagai manager kitchen, salah satu restoran di Autralia.

BACA JUGA: Status Hukum Vaksinasi bagi Orang Berpuasa

Sejak virus corona masuk di Australia, restoran tempat Fajar bekerja mengalami penurunan pendapatan 80 persen, dari biasanya sebelum pandemi. Hal itu tentunya berpengaruh bagi para pekerja part time.

Para pekerja part time di restoran itu, diberikan kebijakan dengan tidak memberhentikan (mem-PHK) para pekerjanya. Mereka tetap masuk setiap hari selama satu minggu secara selang-seling, dengan bergantian jam masuknya.

Fajar dalam berbagi pengalamannya menyampaikan, dimana pun tempatnya harus tetap mematuhi protokol kesehatan, untuk memutus penyebaran covid-19 ini. Tetap memakai masker dan mematuhi kebijakan pemerintah dimana pun berada.

BACA JUGA: Unissula Jalin Kerjasama dengan RS Aisyiyah Kudus

Webinar ini ditutup dengan kesimpulan, bahwa pandemi covid-19 berdampak tidak hanya pada sektor ekonomi, tetapi juga pada sektor pendidikan dan kesehatan. Covid-19 berpotensi mempengaruhhi banyak orang diberbagai negara, tidak lekat dengan etnis, kebangsaan atau agama.

Guna menyikapi hal ini, terdapat beberapa hal yang dapat dijadikan tips yang dapat dilakukan, tidak hanya untuk mahasiswa saja tetapi bagi semua masyarakat, di antaranya:

1. Membantu anak-anak menemukan cara positif untuk mengungkapkan perasaan. Setiap anak memiliki caranya sendiri untuk mengeskpresikan emosi. Terkadang terlibat dalam aktivitas kreatif seperti bermain dan menggambar, dapat memfasilitasi proses ini.

BACA JUGA: Siapkah Siswa Indonesia Kembali Menghadapi Pembelajaran di Kelas?

Anak-anak akan merasa lega, jika mereka dapat mengekspresikan dan berkomunikasi di lingkungan yang aman dan nyaman.

Sebaliknya, orang dewasa yang lebih tua, mereka yang mengalami penurunan kognitif atau dimensia, bisa menjadi lebih cemas, marah, stres dan gelisah.

Atas dasar itu, berikan dukungan praktis dan emosional melalui jaringan informal atau keluarga, serta perawatan kesehatan secara profesional.

BACA JUGA: Janji Allah kepada Orang yang Menuntut Ilmu

2. Pantau informasi perkembangan keadaan pada sumber yang tepat. Hindari laporan yang berasal dari broadcast chat yang sumbernya tidak jelas, dan cenderung mengkhawatirkan.

Cari informasi dari sumber yang terpecaya, seperti web-nya WHO atau dinas kesehatan setempat atau Kementerian Kesehatan RI. Terlebih lagi saat sekarang, yaitu periode pemberian vaksinasi.

Percayai sumber yang benar. Vaksin untuk pertahanan tubuh kita, sampaikan apabila terdapat alergi atau keluhan pada tubuh, kepada tenaga kesehatan yang akan memberikan vaksin.

-Ida Musofiana SH MH, Dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Sultan Agung (Unissula)-