BLORA (SUARABARU.ID) – Pemerintah Kabupaten Blora melalui Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakikan) menabur benih ikan secara massal di Embung Keruk, Kecamatan Randublatung, Senin (22/03/2021).
Penaburan bibit ikan ini dipimpin langsung oleh Wakil Bupati Blora, Tri Yuli Setyowati ST, MM, didampingi Kepala Disnakikan Drh R Gundala Wijasena MP.
Wakil Bupati yang akrab disapa Mbak Etik melepaskan satu per satu kantong air yang berisi ratusan bibit ikan di tepi embung. Diikuti Kepala Disnakikan, Adm Perhutani KPH Randublatung, Camat Randublatung, Lurah dan perwakilan masyarakat.
“Kegiatan ini merupakan bentuk dukungan terhadap program gemar makan ikan yang digalakan oleh Pemerintah dalam rangka mencukupi kebutuhan gizi masyarakat yang berujung pada keluarga sehat dan berkualitas, sehingga tercipta generasi muda Indonesia yang hebat,” ungkap Wakil Bupati.
Dia berharap, ikan ini kelak bermanfaat bagi warga sekitar, khususnya warga Kecamatan Randublatung dan sekitarnya. “Tunggu saat yang tepat untuk dapat dipancing, dan silakan dinikmati oleh warga sekitar embung. Jangan disetrum atau dijaring,” pungkasnya.
Pada kesempatan itu Drh R Gundala Wijasena MP, dalam keterangannya menjelaskan bahwa jenis ikan yang ditebar hari ini adalah benih ikan nila sejumlah 10 ribu ekor. “Yang dilepas tadi nila, jumlahnya ada 10 ribu ekor. Memang masih kecil-kecil, diharapkan masyarakat sekitar bisa ikut menjaga dan kelak bisa dimanfaatkan untuk mencukupi kebutuhan lauk sehari-hari. Gemar makan ikan, salah satunya kita dorong melalui kegiatan ini,” ujar Gundala.
Sementara itu, Camat Randublatung, Budiman SSTP, MM, mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Blora yang telah bersedia memberikan program bantuan bibit ikan untuk Embung Keruk di wilayahnya.
“Terima kasih Pak Bupati dan Ibu Wakil Bupati, serta Dinas Peternakan dan Perikanan yang telah mengupayakan dan mewujudkan penyebaran benih ikan di Embung Keruk. Semoga kegiatan ini bermanfaat dan disambut positif oleh masyarakat. Kita tahu embung ini jauh dari kota, berada di tepi hutan, pinggiran pedesaan, dan jauh dari sungai besar sehingga jarang ada bibit ikannya,” pungkasnya. Kudnadi-wied