blank
PANEN - Gabungan Kelompok Tani Sumber Ekonomi, Kelurahan Kaligangsa, Kecamatan Margadana, Kota Tegal melakukan panen padi. (foto: nino moebi)

TEGAL (SUARABARU.ID) – Kebijakan Pemerintah untuk impor beras di protes oleh Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) Kota Tegal.

“Seyogyanya Pemerintah lebih banyak menyerap beras produksi petani lokal, ketimbang buka keran impor beras,” kata Ketua HPN Kota Tegal Riswanto, Senin (22/3/2021

Riswanto mengatakan, harga gabah kering sebelumnya Rp 500 ribu per kwintal. Sedangkan saat ini Rp 350 ribu tapi tidak ada yang beli.

Ketua Gapoktan I (Gabungan Kelompok Tani) Sumber Ekonomi, RT 01 RW 02 Kelurahan Kaligangsa, Kecamatan Margadana, Kota Tegal Munaseh (77) menambahkan, petani saat lagi mau panen ternyata mau impor beras sehingga harga gabah saat ini merosot.

Di kelompoknya Munaseh menyebut ada sekira 10 hektar sawah. Untuk satu hektarya bisa menghasilkan maksimal 6 ton gabah kering.

Sementara secara terpisah Kepala Bulog Cabang Pekalongan Heriswan di kantornya menyampaikan, untuk harga gabah Bulog beli sebesar Rp 5.400 per kg sesuai dengan impres dengan kualitas Gabah Kering Giling (GKG) dengan kadar air kering maksimal 14 persen. Sedangkan untuk beras, Bulog beli sebesar Rp 8.300.

Heriswan menyebut, untuk bulan Maret 2021 ini Bulog menyerap beras dari petani sebanyak sekira 7.000 ton dan diprediksi April 2021 mendatang puncak panen.

Disinggung terkait impor beras, Heriswan mengatakan bahwa Bulog hanya ditugaskan melakukan penyerapan beras dari Petani.

“Impor beras itu merupakan kebijakan Pemerintah. Sedangkan Bulog ditugaskan melakukan penyerapan beras dari petani,” ungkap Heriswan.///

Nino Moebi