blank
Rektor UNS Prof Dr Jamal Wiwoho memukul Gong sebagai tanda digelarnya Launching Pameran produk hasil Penelitian  dan Pengabdian Masyarakat (P2M) dalam rangka peringatan Dies Natalis ke-45 UNS yang berlangsung secara luring dan daring di halaman Kantor Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) kampus setempat, Jumat (19/3). Foto: Bagus Adji

SURAKARTA (SUARABARU.ID) -Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menggelar Launching dan Pameran Produk hasil Penelitian  dan Pengabdian Masyarakat (P2M). Kegiatan dalam rangka peringatan Dies Natalis ke-45 UNS berupa peluncuran  36 produk siap komersial berbagai fakultas setempat.

Acara yang berlansung secara luring dan dari dibuka Rektor  UNS Prof Jamal Wiwoho dalam acara di halaman Kantor Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) kampus setempat, Jumat (19/3)

Rektor UNS, Prof. Jamal Wiwoho dalam sambutannya mengatakan inovasi adalah energi untuk menciptakan perubahan. Inovasi adalah solusi untuk mengatasi permasalahan dan modal untuk memenangkan persaingan.

Mengambil batasan tentang inovasi itu, PTN-BH UNS bergegas mendirikan atau membentuk divisi inovasi dan hilirisasi. Sebagai PTN BH bagaimana UNS melompat tidak hanya sekedar bisnis, tapi tentu lompatan kreativitas inovasi termasuk didalamnya hilirisasi menjadi parameter  penting.

“Jangan sampai riset dan inovasi pengabdian masyarakat hanya menggugurkan kewajiban sebagai dosen dalam rangka Tri Dharma Perguruan Tinggi. Kami mendorong agar riset-riset para dosen menjadi sebuah inovasi, hilirisasi, dan komersialisasi. Pagi tadi saya menandatangani kontrak riset UNS yang tergabung dalam 12 perguruan tinggi PTN BH dengan Kementrian Riset Teknologi. Dari ketua Badan Riset  Inovasi Nasional , untuk  tahun 2021 UNS mendapat dana riset Rp 15,3 miliar,” tandasnya.

Dalam acara ini hadiri Ketua LPPM UNS, Prof. Okid Parama Astirin, Wakil Rektor Riset dan Inovasi UNS, Prof. Kuncoro Diharjo, Direktur Inovasi dan Hilirisasi UNS, Prof. Agus Purwanto .

Pada kesempatan sebelumnya  Wakil Rektor Riset dan Inovasi UNS, Prof. Kuncoro Diharjo melaporkan, salah satu latar belakang peluncuran produk dikarenakan UNS seringkali mengalami kesulitan saat mendapat undangan dari pihak luar untuk partisipasi di pameran nasional produk hasil riset dan inovasi.

Iklim riset dan inovasi masih dominan bergerak pada tahapan riset terapan yang maksimal capaiannya hanya berupa prototype produk pada level Technology Redinnes Level (TRL) 6 atau Innovation Rediness Level (IRL) 3.

“Semestinya, prototype produk tersebut dilanjutkan risetnya hingga TRL 9 atau IRL 6 sehingga produk layak komersial. Indikator ini ditandai oleh masih terbatasnya para peneliti yang mengajukan skema riset pengembangan atau riset fokus pada produk,” jelasnya.

Bagus Adji-wied