blank

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Rencana impor beras yang dilakukan pemerintah pusat telah membuat petani merugi. Rencana itu membuat harga gabah hancur di saat panen raya, terutama di wilayah Jateng.

Jika biasanya harga jual gabah lebih dari Rp 4.000 atau hampir menyentuh Rp 5.000 per Kg nya, kini di bawah Rp 4.000 per Kg. Penurunan berkisar Rp 500 – Rp 1.000 per Kg.

Anggota Komisi E DPRD Jateng, Yudi Indras Wiendarto, mengatakan baru sampai rencana saja, petani sudah sangat merugi. Apalagi saat beras impor itu datang ke Indonesia. Hal itu jelas memberatkan petani yang akan menjual hasil panennya.

“Impor beras di tengah panen raya ini jelas tidak tepat. Bisa mematikan petani. Bisa saja mereka nanti kapok menanam padi dan itu jelas akan merugikan pemerintah juga yang katanya menginginkan swasembada beras,” ujar Yudi yang merupakan anggota Fraksi Partai Gerindra DPRD Jateng ini, Selasa (16/3/2021).

Karena rencana impor 1 juta ton beras ini kadung membuat harga gabah anjlok, menurutnya, pemerintah wajib memberikan solusi.

Gabah-gabah petani mesti terserap oleh Bulog. Dengan catatan, harga belinya pun standar dan tidak boleh mengikuti mekanisme pasar. Lantaran harga gabah sedang jatuh.

Hal itu sebagai bentuk hadirnya pemerintah atas persoalan yang terjadi saat ini. Di sisi lain, sebagai bentuk tanggungjawab pemerintah atas kegaduhan yang ditimbulkan.

Langkah kedua, pemerintah harus menyetop rencana tersebut. “Tak ada alasan untuk impor. Saat ini cadangan beras masih aman. Lalu apa alasan pemerintah merencanakan impor beras?” katanya.

Apalagi Perusahaan Umum Bulog (Perum Bulog) memperkirakan cadangan beras pemerintah atau CBP nasional akan menyentuh satu juta ton pada akhir April 2021.

Sementara Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi tahun ini produksi beras nasional berpotensi naik tinggi sebesar 4,86 persen karena panen raya di awal tahun.

Lalu bagaimana dengan Jateng? Cadangan beras juga aman. Pada musim panen ini produksi beras dipastikan surplus. Berdasarkan perhitungan Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Jateng akan ada surplus 1 juta ton.