KEBUMEN (SUARABARU.ID) – Musim panen padi yang disambut suka cita justru membawa duka bagi keluarga Museri (53). Petani warga Desa Banjarwinangun, Kecamatan Petanahan, Kebumen, itu meninggal seketika tersambar petir saat menjemur gabah.
Peristiwa nahas tersebut terjadi pada Senin (15/3) sekitar pukul 15.00. Sore itu korban bermaksud menutup gabah yang sedang dijemur lantaran cuaca mendung.
Kapolres Kebumen AKBP Piter Yanottama melalui Kasubbag Humas Polres Iptu Tugiman mengungkapkan, saat kejadian, korban tengah menjemur gabah. Kebetulan sore itu cuaca mendung, korban berniat menutup gabah.
Namun bersamaan itu tanpa diduga petir cepat menyambar korban. Keterangan saksi Sabani (50), warga setempat, sewaktu kejadian ia hanya berjarak kurang lebih 10 meter dengan korban.
Sabani mengetahui persis kejadian yang merenggut nyawa Museri. Saksi mengaku mendengar suara letusan memekakkan telinga bersamaan dengan cahaya terang. Sesaat setelahnya, Museri tersungkur di depannya.
Panik melihat korban tersungkur, Sabani lantas lari mencari pertolongan serta melaporkan Kades Banjarwinangun dan meneruskan ke Polsek Petanahan.
Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) yang dilakukan oleh petugas Polsek Petanahan, turut menguatkan keterangan saksi, Museri meninggal tersambar petir.
Senada diungkapkan tim medis dari Puskesmas setempat yang melakukan pemeriksaan kepada tubuh korban, Museri meninggal akibat tersambar petir. korban mengalami luka bakar cukup serius di sekujur tubuhnya dari kejadian itu.
Sore itu jenazah Museri segera diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan. Tak ingin hal serupa terulang kembali, Kasubbag Humas Polres Iptu Tugiman mengimbau kepada masyarakat agar lebih hati-hati.
“Jika tidak memungkinkan, mending menunggu cuaca aman. Saat hujan, sawah atau pun tanah lapang merupakan tempat cukup berbahaya untuk dikunjungi. Petir bisa datang kapan saja,”imbau Iptu Tugiman.
Komper Wardopo