blank
Sebuah keteladanan dari Desa Bucu saat warga NU - Muhammdiyah bersatu membangun pondok pesantren

JEPARA (SUARABARU.ID) – Kerukunan hidup dan bahkan kerukunan umat beragama telah ditunjukkan oleh masyarakat Desa Bucu, Kecamatan Kembang, Jepara. Saat umat Muhammadiyah Desa Bucu  membangun Pondok Pesantren  Nurul Ilmi, warga Nahdliyin  juga berbondong-bondong  membantu.

blank
Mustaqim, Petinggi Desa Bucu, Kec. Kembang, Jepara

Bukan hanya membantu  uang tunai sebesar Rp. 7 juta,  tetapi pagi tadi banyak ibu-ibu warga Nahdliyin yang  datang membawa pisang, jajan pasar dan air minum untuk konsumsi warga yang tengah bekerja bakti. Puluhan warga Nahdliyin juga  ikut kerja bakti,  mengangkut adukan semen dan secara berantai membawanya kelantai satu.

Peristiwa yang layak menjadi contoh kerukunan umat beragama di Indonesia ini  terjadi Minggu (14/3-2021). Pagi tadi panitia pembangunan Pondok Pesantren Nurul Ilmi memang mengagendakan pengecoran lantai satu. Saat itulah warga nahdliyin saiyeg saeko kapti datang dan ikut membantu. Tentu dengan keihlasan yang tulus.

blank
Petinggi Bucu, Mustaqim saat berada di Pondok Pesantren Nurul Ilmi

Pondok pesantren yang akan digunakan  untuk pesantren putra tersebut  direncanakan akan dibangun dua lantai dengan ukuran 7 X 21 m. Sedangkan biayanya diperkirakan sebesar Rp. 1 miliar.

Sebelumnya warga Muhamdiyah juga ikut membantu saat warga Nahdliyin melakukan renovasi Masjid Al- Ihklas. Bukan hanya materi tetapi juga ikut kerja bakti. Perangka Desa juga terlibat dalam pembangunan masjid tersebut dengan tidak melihat latar belakang aliran keagamaannya.

Kerukunan yang demikian tak bisa dilepaskan dari sosok Mustaqim, yang mulai tahun 2019 menjabat sebagai  Petinggi Desa Bucu. Ia kemudian berusaha untuk menjadi pemimpin yang mengayomi semua umat, termasuk menyelengarakan  kegiatan-kegiatan untuk  menghilangkan sekat-sekat keagamaan. Kegiatan sosial dipandang Mustaqim efektif untuk mempersatukan.

Karena itu Mustaqim  juga mengajak pemuda untuk melakukan kegiatan bersama seperti peyelenggaraan kegiatan  sosial dan juga perawatan lingkungan hidup. Ajakan itu bak gayung bersambut, mereka antusias melaksanakan  kegiatan bersama.

Bahakan ketika warrga Nahdliyin berniat untuk membangun TPQ di komplek Masjid Al – Ikhlas, Mustaqim juga bersiap membantu. “Dengan demikian aliran keagamaan tidak akan memisahkan kita. Tetapi justru mempersatukan masyarakat untuk hidup rukun dalam keberagaman yang tulus. Karena itu harus kita rawat dan jaga bersama,” ujar Mustaqim  kepada SUARABARU.ID Minggu (14/3-2021) sore.

Hadepe