Untuk Laboratorium biomolekuler yang dimiliki Pemkab Kudus, kata dia, hanya digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya Covid-19 pada seseorang, namun tidak bisa mengkategorikan jenis virusnya termasuk virus baru.

Terkait gejalanya sendiri, kata Andini, hampir sama seperti gejala Covid-19 pada umumnya seperti ISPA dan gangguan pencernaan, namun yang paling menonjol adanya ruam pada kulit.

“Karena Kabupaten Kudus belum memiliki peralatannya, masyarakat jangan lengah dan terbuai dengan angka penurunan kasus aktif. Karena naik atau turunnya kasus aktif saat ini masih sangat berfluktuasi,” ujarnya.

Dinkes Kudus sendiri mencatat jumlah kasus aktif mengalami penurunan sebesar 4,77 persen dalam satu bulan terakhir. Pada tanggal 7 Februari 2021 tercatat kasus aktif mencapai 8,06 persen, kemudian pada pekan pertama bulan Maret 2021 angkanya turun menjadi 3,29 persen.

Baca Juga: Sekolah Segera Buka Lagi,  Pemkab Kudus Gelar Simulasi Pembelajaran Tatap Muka