Oleh: Amir Machmud NS
// pecahkanlah kebekuan tahta kerajaan// yang tak kunjung diserahkan// dua maharaja masih berkuasa// saatnya dia merebut singgasana // ketika pangeran lainnya// lebih asyik dengan kesenangannya…// (Sajak “Kylian Mbappe”, 2021)
SAATNYA kita lebih fokus pada Kylian Mbappe. Dan, itukah artinya kita tak lagi mendewakan Neymar Junior?
Sama-sama menjadi senapati Paris Saint Germain, kini Mbappe tampak makin menggila, justru ketika Neymar yang seharusnya sudah menjadi “raja” lebih sering berurusan dengan cedera. Pun, bintang Brazil itu lebih suka berasyik masyuk dengan dunia glamor menikmati keselebritiannya.
Dan, dunia seperti kembali diingatkan masih ada Mbappe. Bocah ajaib yang melejit lewat AS Monaco itu membuat kacau pertahanan Barcelona dalam laga 16 besar Liga Champions di Camp Nou, tengah pekan kemarin.
Pergerakan-pergerakannya tak bisa dihadang oleh para bek sarat pengalaman seperti Gerard Pique dan Jordi Alba. Tiga kualitas gol yang dia cetak ke gawang Andre Ter-Stegen lebih dari cukup untuk menggambarkan betapa Mbappe mulai merambah wilayah kekuasaan tak tersentuh dalam kuasa Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo.
Sekarang ini, di luar dua maharaja yang lebih dari satu dasawarsa menguasai singgasana, beredar para “putra mahkota” dengan kualitas masing-masing. Salah satunya tentu Kylian Mbappe. Tiga lainnya dipandang punya bakat super Argentina dan Brazil yang menunggu mentas ke panggung liga-liga Eropa: Dario Sarmiento, Thiago Almada, dan Reinieri.
* * *
SELAIN bocah Prancis yang baru saja menggegerkan Camp Nou itu, di percaturan industri liga kini berkibar pula nama-nama calon pesaing. Dari Phil Foden, Jadon Sancho, Jack Grealish, hingga Erling Haaland.
Foden, yang pernah dibanggakan Pep Guardiola sebagai “bakal sehebat Messi”, kini menjadi “mainan baru” sang taktikus Manchester City.
Tanpa kehadiran episentrum tim Kevin de Bruyne yang cedera pun, lini tengah The Citizens tak terpengaruh. Tampaknya, kepercayaan pelatih makin melecut Foden untuk mengukuhkan peran sebagai kunci permainan Pasukan Etihad. Dia bermain dengan gaya dan “seni” seindah para pemain Amerika Latin.
Jadon Sancho lain lagi. Dia sayap dengan gaya sepak bola jalanan. Pergerakannya liar dan mematikan. Pelatih Manchester United Ole Gunnar Solskjaer setengah mati kepincut pemain Borussia Dortmund ini, walaupun sudah punya young gun seimpresif Mason Greenwood. Sebagai opsi, kini MU mengincar Erling Haaland yang juga menjadi mesin gol di Dortmund.
Sementara itu, Jack Grealish mewartakan betapa subur Inggris dengan wonder kid pada musim ini. Gelandang serang Aston Villa ini disebut-sebut sebagai salah satu bakat eksepsional yang mirip dengan Paul “Gazza” Gascoigne semasa jayanya.
Kemunculan Gralish dengan dribling yang sungguh mengingatkan kepada skill ajaib Gazza, sangat menguntungkan bagi tim nasional Tiga Singa. Pelatih Gareth Southgate punya lebih banyak opsi taktik, karena memiliki Grealish sebagai salah satu seniman paling memukau di Liga Primer saat ini.
Dua hingga tiga tahun lagi juga bakal banyak disebut nama para “penari samba” seperti Reinier, Yuri Cesar, Antony, Marcos Paulo, atau Elias. Pun “penari-penari tango” yang diproyeksikan menghebat semisal Dario Sarmiento, Thiago Almada, atau Adolfo Gaich.
Masih banyak pula calon “raja” dari Portugal, Belanda, atau Spanyol. Namun di panggung dunia saat ini, Mbappe yang oleh rekan-rekannya di PSG dijuluki sebagai Donatello, kiranya pantas berada di paling depan singgasana.
Pengidola Cristiano Ronaldo ini, oleh eks pelatih Arsenal, Arsene Wenger pernah disebut sebagai bakat hebat sepak bola yang mirip dengan Thierry Henry. Sedangkan bos Saint-Etienne Jean-Louis Gasset memperkirakan, Mbappe akan menjadi pemain terbaik dunia dalam dua-tiga tahun ini apabila konsisten bermain dalam level seperti sekarang.
Puja-puji itu senada dengan penilaian rekannya di timnas Prancis, Antoine Griezmann, yang meyakini Mbappe akan segera berada di level Messi dan Ronaldo.
Boleh jadi, olok-olok rekan-rekannya di PSG dengan panggilan Donatello — salah satu karakter animasi Kura-Kura Ninja di samping Michelangelo, Leonardo, dan Raphael, — merupakan ungkapan respek terhadap kemampuannya yang memang jarang ada duanya. Mbappe merupakan perpaduan antara kecepatan, kelas dribling, naluri desepsi, hingga seni tinggi mengemas gol.
Dan, nyatanya pula, si Donatello itu telah mengoleksi trofi Piala Dunia di Rusia 2018, level yang hanya ada dalam angan Messi dan Ronaldo…