Oleh: Amir Machmud NS
// di puncak kematangan/ adakah dia sudah di pucuk masa?/ dan, inikah saatnya?/ dunia menghargai/ dunia menobatkannya//
(Sajak “Mohamed Salah”, 2025)
APAKAH yang kurang dari Mohamed Salah?
Rasanya, sulit menemukan titik lemah dari penyerang Liverpool itu. Semua dia punya untuk menjadi yang terbaik. Dari 2017 hingga awal 2025 ini, dia tak pernah kehilangan tempat sebagai harapan utama produktivitas gol-gol Liverpool. Penyerang baru boleh datang di lini penggempur The Reds, namun Mo Salah tak tergantikan, dari era pelatih Juergen Klopp hingga pada masa-masa Arne Slot sekarang.
Masa depan pemain berjejuluk “Raja Mesir” itu masih diperdebatkan menjelang berakhirnya ikatan kontrak pada 30 Juni mendatang. Keputusan apa yang akan diambil oleh manajemen Liverpool? Melepasnya dalam usia 32, sekarang? Atau mempertahankan dalam ikatan berdurasi pendek, setahun misalnya?
Pada segi-segi tertentu, ke mana dia berlabuh bakal menentukan peluang Salah meraih trofi Ballon d’Or. Padahal pada 2025 ini, dia banyak disebut memiliki kesempatan terbaik untuk memdapatkannya.
Salah memang beberapa kali dinominasikan sebagai kandidat peraih penghargaan individu prestisius itu, namun di era rivalitas abadi Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo, bintang sekaliber Mo Salah pun sulit menembus peluang itu.
Tahun ini, pesaing utama Salah adalah Vinicius Junior, bintang Real Madrid asal Brasil yang baru saja meraih gelar Pemain Terbaik FIFA 2024. Sebelum itu Vini dikalahkan penggawa Manchester Cty, Rodri dalam kontestasi Ballon d’Or 2024. Dalam beberapa segi, Mo Salah disebut-sebut memiliki keunggulan ketimbang Vini Junior.
Bertahan di Anfield?
Yang diperkirakan bisa mempengaruhi keputusan akhir para pemilih adalah ke mana Salah berlabuh. Apakah bertahan di Anfield, atau menerima pinangan Al-Hilal di Liga Pro-Saudi dengan gaji fantastis? Atau dia bertahan di Eropa di klub Ligue 1, Paris St Germain yang sudah lama mengincarnya?
Konstelasi ini akan berpengaruh. Bertahan di Eropa akan memberi nilai plus, karena Salah masih berpeluang untuk unjuk performa di berbagai ajang bergengsi.
Mo Salah tampil impresif musim 2024/2025, menjajari Vinicius Junior yang pada 2024 diunggulkan meraih Ballon d’Or.
Dalam 18 laga di Liga Primer, dia membendaharakan 17 gol dan 13 assists. Capaian itu mengungguli para bintang lainnya, juga mendekati rekor gol dan assists sepanjang sejarah Thierry Henry dan Alan Shearer.
Raihan Vinicius Junior bersama Real Madrid hampir dia samai. Salah mengumpulkan 20 gol dan 17 assists di semua ajang, sedangkan Vini pada 2023-2024 mencetak 25 gol dan 12 assists. Vinicius menjadi kunci bagi Real Madrid meraih gelar La Liga dan Liga Champions.
Di sisa musim, Mo Salah masih harus membuktikan perannya bagi Liverpool. Jika bisa mempertahankan performa, dia bakal mencetak rekor baru, dan menempatkan diri di orbit puncak pada 2025.
Baru saja dia mengukir catatan hebat dengan menambah pundi-pundi golnya menjadi 24, meninggalkan jauh Erling Haaland yang baru membukukan 19 gol. Dia juga memberi assist bagi gol Tren Alexander-Arnold, memperbanyak jumlah umpannya menjadi 15 musim ini.
Di Liga Primer, Mo Salah menjadi pemain pertama sejak Eden Hazard (musim 2018-2019) yang mengukir minimal 15 gol dan 15 assists dalam satu musim. Dia juga menciptakan rekor sebagai pencetak gol tandang terbanyak dalam satu musim dengan 15 gol, melewati Luis Suarez yang mencetak 14 gol tandang untuk Liverpool pada 2013-2014.
Mohamed Salah mencetak jumlah terbanyak mencetak gol dan assist sekaligus (10 kali) di satu musim Liga Primer. Dia hanya kalah dari Lionel Messi yang 11 kali melakukannya bersama Barcelona pada 2014-2015.
Dijagokan
Pada 2024, Ballon d’Or diraih oleh Rodri, bintang Manchester City dan tim nasional Spanyol. Rodri menjadi pemain ketiga di luar Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo yang meraih bola emas tersebut sejak 2007. Dua lainnya adalah Luka Modric pada 2018 dan Karim Benzema pada 2022.
Belum lama ini, Planet Football membuat perkiraan sejumlah pemain yang bakal bersaing dalam perebutan trofi Ballon d’Or. Tercatat nama Jude Bellingham (Real Madrid), Harry Kane (Bayern Muenchen), Bukayo Saka (Arsenal), Lamine Yamal (Barcelona), Raphinha (Barcelona), dan Robert Lewandowski (Barcelona).
Pada 2020, Lewandowski pantas kecewa. Penghargaan tersebut ditiadakan karena pandemi Covid-19, padahal dia sedang berkibar: sukses membawa Bayern Munchen meraih treble dengan 55 gol di semua ajang. Selain Lewy, ketika itu tidak ada pemain yang dinilai lebih pantas meraih Ballon d’Or.
Pada usia 36, striker Polandia itu tetap menjadi salah satu pencetak gol ulung di Eropa. Kini performanya sedikit menurun. Barcelona kehilangan banyak poin di La Liga dalam beberapa pekan terakhir, dan kini mulai memperlihatkan kebangkitan lagi.
Pada pertengahan 2024, Mohamed Salah belum terlalu melejit, namun awal tahun ini dia benar-benar memperlihatkan konsistensi. Liverpool sangat bergantung kepadanya.
Sulit bagi The Reds untuk melepas ketergantungan gol dari Mo Salah, yang dulu pernah menjadi bagian dari Trio Firmansah (Roberto Firmino, Sadio Mane, dan Mo Salah). Kini, dia berkolaborasi dengan Darwin Nunez, Luis Diaz, Diogo Jota, Harvey Elliots, atau Dominik Szoboszlai.
Pemain yang dijuluki “Messi dari Mesir” itu memperlihatkan impresivitas dengan aksi-aksi yang bertumpu pada kecepatan, dribel lengket, teknis ajaib, dan seni gol dengan akurasi kaki kiri.
Kemampuan teknis itu, sejak 2010-an menjadikan Salah yang pernah bermain untuk Basel, Chelsea, Fiorentina, dan AS Roma itu tak pernah lepas dari level atas persaingan, termasuk dalam kontestasi Ballon d’Or.
Kita akan melihat bagaimana perkembangan penampilannya pada sisi musim. Juga sejauh mana dia berperan untuk Liverpool di semua ajang tersisa.
Dalam usia yang mulai menapak ke luar orbit 30-an, akankah Mo Salah mendapat pengakuan tuntas dengan trofi individu tersebut, sebagai pemain Afrika kedua setelah George Oppung Weah pada 1995?
— Amir Machmud NS, wartawaan Suarabaru.Id dan Ketua PWI Provinsi Jawa Tengah —