blank
Atlet aeromodelling tetap serius melaksanakan pelatda desentralisasi menghadapi PON Papua. Foto: spr

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Tim Aeromodeling Jawa Tengah dinilai masih memiliki kekuatan, saat diterjunkan di even PON XX/Papua, yang menurut rencana akan digelar Oktober 2021.

Meskipun tim aeromodelling Jateng telah ditinggal atlet andalannya, Nanik Nofianti, karena pindah ke Papua, namun tak mengurangi kekuatan tim secara keseluruhan.

Hal itu seperti yang disampaikan Ketua Pengprov Persatuan Olahraga Dirgantara Aeromodelling Jateng, Wihandaya, ketika ditemui di Semarang, Kamis (18/2/2021).

BACA JUGA: Jika Vaksin Tahap II Datang, Ganjar akan Kebut untuk Petugas Pelayanan Publik

blank
Tim Aeromodelling Jateng diharapkan mampu mempersembahkan 1 medali emas, 2 perak dan 2 perunggu di PON Papua nanti. Foto: spr

Dia menjelaskan, aeromodelling Jateng saat ini bertumpu pada dua atletnya, Kusmanto dan Rizaldi. Dalam PON Papua mendatang, mereka akan turun di nomor F2C Beregu, dan diharapkan mampu meraih medali emas. Selain itu, Kusmanto juga diharapkan dapat merebut emas pada nomor F2D Perorangan.

”Tanpa Nanik Nofianti, Tim Aeromodelling Jateng masih punya atlet andalan Kuswanto dan Rizaldi. Dari mereka kami berharap bisa merebut medali emas di PON Papua,” tutur Wihandaya.

Selain Kuswanto dan Rizaldi, pihaknya juga berharap pada diri Iwan Fitriawan, yang digadang-gadang bisa merebut medali perak di nomor F3J. Target itu dibebankan naik satu tingkat dari hasil Pra PON 2019 lalu, yang hanya meraih perunggu.

BACA JUGA: Ganjar Bilang, Jateng Berpengalaman karena Punya Program Jogo Tonggo

Demikian juga dengan Ian Cahya, yang diharapkan juga bisa mencuri perak pada nomor OHLD (Melempar Pesawat). ”Untuk total target Tim Aeromodelling Jateng pada PON Papua mendatang, setidaknya mampu mempersembahkan 1 medali emas, 2 perak dan 2 perunggu,” tukas dia.

Itulah sebabnya, pihaknya meminta dukungan masyarakat Jateng, agar prestasi Tim Aeromodelling dalam PON mendatang bisa terpenuhi.

Dan untuk memenuhi harapan itu, saat ini para atletnya sedang menjalani Pelatda Desentralisasi, yang dilakukan di Kota Semarang, Jepara dan Yogyakarta, dengan berlatih seminggu dua kali.

”Para atlet kami kini melakukan Pelatda Desentralisasi di Kota Semarang dan Jepara secara rutin. Hanya masalah cuaca saja misalnya hujan, mereka tidak berlatih,” tandas Wihandaya.

Sigit PR-Riyan